Orang yang Percaya Teori Konspirasi Cenderung Terasing dan Teralienasi secara Sosial
Pada penelitian Molding (2016) juga menggali karakteristik orang-orang yang percaya pada teori konspirasi dalam dua studi.
Telah dicatat bahwa individu yang mendukung teori konspirasi cenderung lebih tinggi dalam ketidakberdayaan, isolasi sosial, dan anomia yang secara luas didefinisikan sebagai pelepasan subjektif dari norma-norma sosial.
Keterputusan seperti itu dari tatanan sosial normatif dapat menghasilkan pemikiran konspiratif yang lebih besar karena sejumlah alasan terkait. Pertama, individu yang merasa teraleniasi akibatnya dapat menolak penjelasan peristiwa konvensional, karena mereka menolak legitimasi sumber penjelasan ini.
Karena orang-orang ini merasa terasing dari rekan-rekannya, mereka beralih ke kelompok konspirasi untuk rasa merasa memiliki komunitas. Mereka menjadikan teori konspirasi sebagai subkultur yang berpotensi membuat mereka merasa diakui.
Orang yang merasa tidak berdaya juga dapat mendukung teori konspirasi karena teori ini bisa membantu individu menghindari kesalahan atas kesulitan mereka. Dalam pengertian ini, teori konspirasi memberikan rasa keamanan dan kontrol atas dunia yang tidak terduga dan berbahaya.
Orang-orang yang tidak merasa menjadi bagian dari satu kelompok lebih cenderung percaya pada teori konspirasi.
Teori Konspirasi Didorong oleh Orang, Bukan Fakta
Anda tidak dapat benar-benar berdebat dengan orang-orang yang percaya pada teori konspirasi karena kepercayaan mereka tidak rasional.
Baca Juga: Tak Diizinkan Berobat, Pejuang Agraria Hermanus Meninggal di Sel Tahanan
Kepercayaan mereka sering kali berdasarkan pada ketakutan atau paranoia ketika dihadapkan dengan bukti faktual. Hal itu dikarenakan teori konspirasi didorong oleh orang-orang yang percaya dan menyebarkannya bukan pada dukungan faktual atau alasan logis dari teori itu sendiri.
Teori konspirasi tidak akan hilang, selama ada orang yang mempercayainya. Internet dan situs media sosial membuat teori seperti itu lebih mudah untuk disebarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!