Suara.com - Sebuah teori konspirasi menjadikan laboratorium Institut Virologi Wuhan (WIV) sebagai pusat penyebaran virus corona pertama kali. Teori bahwa virus corona berasal dari laboratorium Wuhan yang juga dipercayai oleh Donald J. Trump itu akhirnya ditepis oleh peneliti Amerika Serikat yang pernah bekerja di WIV.
Menurut Jonna Mazet, seorang ahli epidemiologi di Universitas California yang pernah bekerja dengan dan melatih peneliti WIV menyatakan, bahwa ada beberapa alasan yang membuat tudingan tersebut itu salah.
1. Sampel Laboratorium Tidak Sama dengan Virus Corona Baru
Melansir dari Business Insider, WIV menjadi satu-satunya laboratorium tingkat 4 Biosafety China. Para ilmuwan mempelajari mikroba paling berbahaya dan menular yang muncul di tengah manusia.
Beberapa peneliti, termasuk ahli virologi Shi Zhengli, telah mengumpulkan, mengambil sampel, dan mempelajari virus corona yang berasal dari kelelawar China.
Pada 2013, Shi dan kolaboratornya menunjukkan populasi kelelawar yang paling mungkin bertanggung jawab atas penyebaran SARS di Gua Shitou dekat Kunming.
Setelah timnya mengurutkan virus Covid-19, Shi mengatakan kepada Scientific American bahwa dia dengan cepat memeriksa catatan laboratoriumnya dari beberapa tahun terakhir untuk memeriksa adanya.
Kemudian dia merujuk silang genom virus corona baru dengan informasi genetik virus corona yang sebelumnya dikumpulkan oleh timnya. Hasilnya, genetik virus tersebut tidak sama.
Mazet telah bertemu dan bekerja dengan Shi melalui PREDICT, sebuah program peringatan dini pandemi yang dimulai oleh Badan Pembangunan Internasional AS.
Baca Juga: Tips Tetap Harmonis dengan Pasangan Selama Masa Karantina
Program ini telah melatih staf dan lab yang didanai di 30 negara, termasuk WIV, tetapi Presiden Donald Trump menutup PREDICT musim gugur yang lalu.
"Aku baru saja berbicara dengannya," kata Mazet tentang Shi. "Dia benar-benar positif bahwa dia tidak pernah mengidentifikasi virus ini sebelum wabah terjadi," kata Mazet
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!