Suara.com - Hanya sedikit kematian anak yang terkait dengan virus corona Covid-19 dilaporkan di Amerika Serikat (AS). Data awal kasus Covid-19 pada anak-anak menunjukkan bahwa penyakitnya relatif ringan.
Namun baru-baru ini, laporan tentang komplikasi serius yang berpotensi terjadi pada anak-anak telah mulai muncul di AS dan Eropa.
Sejumlah anak telah mengembangkan peradangan berbahaya di sekitar jantung dan organ lainnya, demikian dilansir dari Today.
Ini mirip dengan kondisi langka yang disebut penyakit Kawasaki , yang menyebabkan pembengkakan arteri koroner, terutama pada anak-anak.
Upaya mengumpulkan data tentang bagaimana virus Covid-19 mempengaruhi anak-anak pada tahap awal dilakukan The Pediatric Infectious Diseases Transplantasi Jaringan berkoordinasi dengan Rumah Sakit Penelitian St Jude Children dan rumah sakit anak-anak besar lainnya di seluruh negeri.
Tidak jelas mengapa sebagian besar anak tampaknya selamat. Bisa jadi anak-anak cenderung tidak memiliki masalah kesehatan kronis yang sama, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes tipe 2 pada orang dewasa.
Bisa juga bahwa sistem kekebalan tubuh anak-anak tidak bereaksi terhadap infeksi virus corona ini dengan respons hiper-inflamasi yang sama yang telah didokumentasikan pada orang dewasa.
"Ini sangat membingungkan," kata Dr. Adrienne Randolph, seorang dokter perawatan kritis senior di Rumah Sakit Anak Boston, mengatakan. "Ada apa dengan sistem kekebalan mereka dan reaksi kekebalan mereka terhadap virus yang membuatnya jadi mereka benar-benar tidak sakit?"
"Sejumlah besar data yang berfokus pada risiko Covid-19 di antara kaum muda adalah penting, karena ketika vaksin tersedia, itu mungkin tidak akan tersedia untuk semua orang segera," kata Randolph.
Baca Juga: Penyebaran Corona Belum Reda, Jepang Perpanjang Status Darurat Nasional
Spesialis penyakit menular anak-anak menekankan bahwa komplikasi dari coronavirus jarang terjadi pada anak-anak, suatu kecenderungan yang telah diamati di negara-negara lain juga.
"Kami memiliki data dari China, kami memiliki data dari Italia, dan bagian lain di Eropa, serta sekarang beberapa data awal di Amerika Serikat bahwa sebagian besar kasus anak-anak tampaknya berkisar dari gejala tanpa gejala hingga gejala ringan," jelas Randolph.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial