Suara.com - Sering Nonton Film Porno Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi? Ini Faktanya!
Sejumlah penelitian telah menunjukkan dampak buruk dari terlalu sering menonton pornografi. Beberapa di antaranya ialah kinerja otak menurun dan jadi sulit konsentrasi.
Salah satu topik yang juga hangat dibicarakan belakangan bahwa keseringan menonton pornografi juga membuat seorang mengalami disfungsi ereksi. Tapi, benarkah hal itu?
Seperti dilansir dari Health24, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung gagasan disfungsi ereksi akibat pornografi.
"Ada tiga studi laboratorium yang menunjukkan bahwa menonton film seks tidak berhubungan dengan fungsi ereksi," kata Dr Nicole Prause, pendiri Liberos, sebuah perusahaan riset seks dan perusahaan bioteknologi di Los Angeles.
Ia melanjutkan, bahwa belum ada penelitian yang mengaitkan keduanya. Para terapis benar-benar membuat gagasan bahwa ini terhubung pada pasien mereka,.
“Dalam pengalaman klinis saya, saya tidak menemukan porno sebagai penyebab langsung (kelainan ereksi, ejakulasi dini, dan ejakulasi tertunda),” jelas Dr Ian Kerner, seorang psikoterapis berlisensi dan penasihat seksualitas.
Penyebab langsung yang lebih mungkin adalah gaya masturbasi. Artinya Anda melakukan masturbasi dengan jenis tekanan dan gesekan yang tidak mudah ditiru saat berhubungan seks, sehingga Anda mungkin mengalami kesulitan untuk menjadi sulit atau mencapai orgasme dengan pasangan Anda.
"Ini akan menjadi masalah masturbasi, bukan masalah porno, dan agak mudah diselesaikan," kata Dr Kerner.
Baca Juga: Belasan Anak Positif Covid-19 Alami Gejala Misterius, Apa Saja?
Jadi ketika Anda menonton film porno dan secara konsisten mencapai orgasme melalui jenis masturbasi tertentu seorang mungkin benar-benar dikondisikan untuk jenis stimulus tertentu, Dr Tobias. Artinya ketika Anda melanjutkannya dengan pasangan Anda mungkin tidak menciptakan jenis stimulus tertentu, yang dapat menyebabkan masalah di tempat tidur.
Menonton film porno mempengaruhi setiap pria secara berbeda. Tetapi penelitian yang lebih konkret perlu dilakukan sebelum dapat dikaitkan dengan disfungsi ereksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!