Suara.com - Serangan jantung terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba tersumbat. Kekurangan darah ke jantung dapat secara serius merusak otot jantung dan dapat terbukti mematikan.
Dilansir dari Express, tetap sehat dan aktif adalah metode terbaik untuk mengurangi serangan jantung dan menyadari tanda-tanda awalnya.
Daging merah baik dari sapi maupun babi, seharusnya menjadi makanan yang Anda hindari. Sebab, lebih dari setengah kalori daging berasal dari lemak jenuh.
Lemak jenuh meningkatkan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan meningkatkan peluang serangan jantung atau stroke.
Daging olahan, seperti bacon juga mengandung banyak garam yang meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Sementara sodium yang tinggi dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, dan gagal jantung.
Sebuah penelitian terhadap hampir 30.000 orang yang diikuti hingga tiga dekade menemukan bahwa mereka yang secara teratur mengonsumsi daging olahan seperti bacon lebih rentan terhadap kematian dini.
Secara khusus, makan daging merah atau olahan setiap tujuh hari dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular tiga hingga tujuh persen lebih tinggi.
"Ini adalah perbedaan kecil, tetapi ada baiknya mencoba mengurangi daging merah dan daging olahan seperti pepperoni dan daging deli," kata Norrina Allen profesor kedokteran di Universitas Northwestern, Chicago.
Daging merah yang perlu dikurangi termasuk daging sapi, domba, babi, sapi muda dan daging rusa. Sementara produk olahan, seperti bacon, sosis, hot dog, salami, dan kornet.
Baca Juga: Inspirasi Baju Lebaran 2020, Nyaman dan Modis Buat Ibu Hamil
Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine ini memasukkan diet yang dilaporkan selama setahun dari 29.682 pria dan wanita dengan usia rata-rata 53 tahun.
"Memodifikasi asupan makanan protein hewani ini mungkin menjadi strategi penting untuk membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dini," kata peneliti, Dr. Victor Zhong.
Lembaga Jantung, Paru dan Darah Nasional mengatakan, bahwa faktor risiko utama untuk serangan jantung adalah merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas,diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik rutin, hingga diabetes.
Beberapa faktor risiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi dan gula darah tinggi cenderung terjadi bersamaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?