Suara.com - Bukan Cuma Covid-19, Sesak Napas Juga Bisa Jadi Gejala Penyakit Ini
Mengalami sesak napas di masa pandemi virus corona Covid-19 saat ini adalah hal yang cukup menakutkan. Pasalnya sesak napas adalah gejala utama yang hampir setiap pasien Covid-19 mengalaminya.
Maka dari itulah Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh dr. Vito A Damay, Sp. JP(K), M.Kes, FIGA, FICA, FAsCC menyarankan saat sesak napas sudah sangat berat sekali segeralah periksakan diri ke rumah sakit.
"Oh segera dong sesak napas kan berat sekali ya. Kita nggak tau sesak napasnya karena apa. Kalau karena infeksi juga cepat bisa memberat itu. Covid-19 kan utamanya panas, batuk, sesak napas. Jadi kalau sesak napas segera ke RS, karena itu cepat sekali berkembang," ungkap dr. Vito beberapa waktu lalu dalam diskusi online.
Tapi banyak juga orang yang salah persepsi menyamakan sesak napas dengan sakit jantung. Padahal sesak napas dengan penyakit jantung terjadi seolah seperti ada beban berat di dada seperti tertimpa sesuatu.
Ditambah dengan keringat yang bercucuran sebesar biji jagung itu adalah tanda sesak napas dengan penyakit jantung.
Dr. Vito juga mengungkap beberapa penyakit bisa menyebabkan sesak napas. Tidak hanya Covid-19, tapi ada juga asma hingga penyakit pernapasan bronkitis, ditambah gagal ginjal yang cairannya masuk ke paru-paru.
"Orang yang infeksi berat karena Covid-19 bisa (sesak napas). Lalu orang yang asma berat, infeksi pernapasan lain selain Covid-19 juga ada. Orang yang pneumonia, bronkitis juga bisa. Orang yang tampaknya mirip penyaki jantung yaitu orang yang gagal ginjal dengan overload cairannya dia bikin paru parunya banjir," jelasnya.
Nah, gejala sesak napas juga punya golden periode atau waktu terbaik untuk penyembuhan, atau jika tidak dampaknya akan sangat berbahaya. Sesak napas pada pasien penyakit jantung misalnya waktu terbaik agar pasien segera mendapat penanganan.
Baca Juga: Agus Sesak Napas Lalu Meninggal Mendadak di Warkop, Dievakuasi Tim Corona
"Kalau misalkan sesak napas krn serangan jantung, maka kita golden periode itu dipakai utk menentukan perawatan bukan utk nyawa tertolong. Sebisa mungkin secepat mungkin harus datang. Dalam waktu 12 jam setelah keluhan pertama kalau kasusnya serangan jantung," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia