Suara.com - Otoritas China mengonfirmasi pada Jumat (16/5/2020), bahwa pihaknya memerintahkan laboratorium tidak resmi untuk menghancurkan sampel virus corona baru pada awal wabah. Perintah itu dilakukan untuk alasan keamanan hayari.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP) Liu Dengfeng, seorang pejabat di departemen ilmu pengetahuan dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan ini dilakukan di laboratorium yang tidak resmi. Upaya itu dilakukan untuk mencegah risiko keselamatan biologis laboratorium dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal.
"Ketika penyakit seperti pneumonia pertama kali dilaporkan di Wuhan, lembaga profesional tingkat nasional bekerja untuk mengidentifikasi patogen yang menyebabkannya," kata Liu.
"Berdasarkan penelitian yang komprehensif dan pendapat ahli, kami memutuskan untuk sementara waktu mengelola patogen yang menyebabkan pneumonia sebagai Kelas II dan memberlakukan persyaratan keamanan hayati pada pengumpulan sampel, transportasi dan kegiatan eksperimental, serta menghancurkan sampel," katanya.
Liu menambahkan bahwa ini sejalan dengan praktik standar China untuk menangani sampel yang sangat patogen.
Patogen Kelas II dapat ditularkan di antara manusia atau hewan atau sebaliknya. Penularan itu bisa menjadi penyebab penyakit serius seperti sindrom pernafasan akut (SAR) dan cacar.
Menurut pemberitahuan komisi kesehatan provinsi yang dikeluarkan pada bulan Februari, mereka yang menangani sampel virus diperintahkan untuk tidak memberikannya ke lembaga atau laboratorium manapun tanpa persetujuan.
Laboratorium tidak resmi yang memperoleh sampel pada tahap awal wabah harus menghancurkannya atau mengirimnya ke pusat kota untuk pengendalian penyakit.
Majalah China Caixin melaporkan pada bulan Februari bahwa beberapa rumah sakit telah mengirim sampel ke perusahaan sekuensing gen untuk mengidentifikasi virus di awal wabah.
Baca Juga: Shandy Aulia Murka Bayinya Diejek Kurang Gizi
Pada 27 Desember, hasil penelitian itu mengidentifikasi virus berasal dari keluarga corona yang sama dengan Sars. Tetapi satu perusahaan telah diperintahkan untuk memusnahkan semua sampel virus.
Komisi Kesehatan Nasional mulai menyelidiki virus pada 31 Desember dan memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang wabah pada hari yang sama.
Pada 3 Januari, China mengesampingkan bahwa virus itu adalah patogen yang diketahui menyebabkan penyakit pernapasan. Pada 9 Januari, menyatakan penyakit itu disebabkan oleh virus corona baru yang disebut Sars-CoV-2 penyabab Covid-19.
Baik Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuduh China menutupi dan salah langkah pada awal wabah. Pompeo mengatakan Beijing menahan sampel awal yang bisa digunakan untuk mengembangkan vaksin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara