Suara.com - Hidroksiklorokuin adalah obat anti-malaria yang disebut bisa melawan virus corona Covid-19. Permintaan untuk obat hidroksiklorokuin pun melonjak setelah Presiden AS Donald Trump mempromosikan penggunaan obat itu pada awal April.
Kendati demikian, sejumlah ahli justru tidak menyarankan. Badan Obat dan Makanan memperingatkan penggunaannya pada pasien di luar rumah sakit bisa memunculkan risiko gangguan detak jantung yang serius.
Di sisi lain, Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi dan anggota Gugus Tugas Virus Corona Gedung Putih Trump, mendesak agar berhati-hati dan merekomendasikan penelitian dan data yang lebih ketat tentang efek obat pada Covid-19.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, para ilmuwan yang dipimpin oleh sebuah tim di Universitas Columbia menemukan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 dan diberi hidroksiklorokuin tidak lebih baik daripada mereka yang tidak menerima obat.
Dilansir dari Time, studi yang diterbitkan Kamis (07/05/2020) adalah yang terbesar hingga saat ini untuk menyelidiki hidroksiklorokuin sebagai pengobatan Covid-19.
Neil Schluger, kepala divisi obat-obatan paru, alergi dan perawatan kritis di Columbia, dan timnya mempelajari lebih dari 1.300 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Presbyterian New York-Pusat Medis Irving Universitas Columbia untuk Covid-19.
Beberapa menerima hidroksiklorokuin berdasarkan label, praktik yang memungkinkan dokter meresepkan obat yang telah disetujui untuk satu penyakit untuk mengobati yang lain, dalam kasus ini Covid-19.
Sekitar 60% dari pasien penerima hidroksiklorokuin selama sekitar lima hari. Mereka tidak menunjukkan tingkat yang lebih rendah dari kebutuhan ventilator atau risiko kematian yang lebih rendah selama masa studi dibandingkan dengan orang yang tidak mendapatkan obat.
Tetapi Schluger mengatakan masih mungkin bahwa hidroksiklorokuin dapat berperan dalam mengendalikan Covid-19, mungkin sebagai cara untuk mencegah infeksi di antara orang-orang yang berisiko tinggi terkena virus, seperti petugas kesehatan. Studi lain sedang menyelidiki kemungkinan itu.
Baca Juga: AS Pesan 300 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca, Ampuhkah?
"Sangat penting bagi kita untuk mengetahui perawatan mana yang bekerja, dan mana yang tidak, sehingga pasien harus ditawari kesempatan untuk berada dalam uji klinis," kata Schluger.
"Ini mungkin hal terbaik yang dapat mereka lakukan untuk diri mereka sendiri dan untuk masyarakat secara keseluruhan, jadi kami bisa mendapatkan jawaban dengan sangat cepat untuk mengidentifikasi perawatan yang berhasil dan membuang perawatan yang tidak berhasil," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi