Suara.com - Pencarian vaksin Covid-19 terus dilakukan oleh para ilmuwan. Maka sampai vaksin ditemukan, orang-orang perlu memerangi virus dengan mengikuti imbauan jarak fisik.
Tetapi banyak orang yang ngeyel dengan sengaja mengabaikan imbauan jaga jarak tersebut. Padahal hal tersebut membantu memperlambat penyebaran virus corona Covid-19.
Fenomena ini bisa membuat frustasi orang yang dengan tertib melakukan imbauan jaga jarak. Tantangan untuk mengikuti pedoman jarak fisik juga terjadi di dalam keluarga.
Pasangan Anda mungkin tidak menganggapnya serius atau anak-anak di rumah berpikir bahwa Anda ketakutan tanpa alasan.
Ada beberapa cara untuk membimbing orang di sekitar Anda untuk memahami pentingnya menjaga jarak fisik dan langkah-langkah keamanan lainnya di tengah pandemi Covid-19.
Dirangkum dari Medical Daily, langkah pertama adalah memikirkan pendekatan Anda untuk menghindari reaksi kekerasan dan paparan virus.
Pertahankan jarak antara Anda dan orang lain namun tetap tenang. Jika Anda melihat kerumunan seperti di restoran, toko kelontong atau klinik, Anda harus menghubungi mereka yang bertanggung jawab untuk tempat itu, seperti manajer.
Menurut psikolog klinis Seth Gilihan, Anda perlu mempertimbangkan dua hal ini jika orang terdekat Anda ngeyel tidak jaga jarak selama pandemi corona Covid-19.
1. Pikirkan mengapa mereka gagal melakukan jarak fisik
Orang lain mungkin tidak menjaga jarak atau memakai masker karena mereka memiliki pemahaman yang berbeda tentang risiko dan kebutuhan untuk mengambil tindakan pencegahan.
Misalnya, seorang teman berpikir tidak apa-apa untuk mendekati Anda di toko grosir karena Anda berdua mengenakan masker. Mengetahui alasan sebenarnya di balik perilaku mereka dapat membantu Anda berbicara dengan tenang dan rasional.
Baca Juga: Salon Dibuka Kembali, Tukang Cukur Positif Covid-19 dan Menularkan ke Klien
2. Ketahui apa yang dapat Anda kontrol
Mungkin sulit untuk mendorong semua orang untuk mengikuti pedoman yang direkomendasikan agar terhindar dari Covid-19. Ini dapat menyebabkan frustrasi dan meningkatkan tingkat stres Anda.
Gillihan berkata bahwa cari apa yang bisa Anda kendalikan. Salah satu caranya adalah dengan menghindari pergi ke ruang publik di waktu yang paling sibuk.
"Ingatkan diri Anda tentang nilai menerima batas dari apa yang dapat Anda kendalikan. Ini membutuhkan tingkat penerimaan yang dalam, yang tidak berarti pesimis," kata Gillihan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis