Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris telah menyetujui obat pertama di Inggris untuk menangani pasien Covid-19, yang pernah digunakan untuk menangani pasien Ebola.
Hasil uji klinis remdesivir menunjukkan obat itu bisa mempersingkat waktu pemulihan penderita virus corona Covid-19, rata-rata 4 hari. Sehingga pasien yang mungkin harus menghabiskan waktu 15 hari bisa sembuh dalam 11 hari.
Persetujuan lisensi formal untuk obat ini memang membutuhkan waktu berbulan-bulan. Tetapi, Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris mengatakan obat anti-virus ini bisa diresepkan sebelumnya.
Dokter bisa memberikan remdesivir pada pasien corona Covid-19 di atas 12 tahun yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara itu, Gilead Sciences melajutkan uji klinis. Langkah ini guna meningkatkan upaya menemukan pengobatan yang efektif dan bisa mengatasi gelombang kedua wabah virus.
"Ini mungkin langkah yang lebih maju dalam pengobatan virus corona Covid-19 sejak krisis dimulai. Langkah yang sangat awal tetapi kami bertekad untuk mendukung ilmu pengetahuan dan proyek-proyek yang menjanjikan," kata Matt Hancock, sekretaris kesehatan dikutip dari Mirror.
Kabar tentang remdesivir ini muncul setelah sebuah rumah sakit di Weston-super-Mare harus berhenti memberi pasiennya remdesivir. Di sisi lain, obat ini membuat pasien corona Covid-19 sembuh lebih cepat.
"Kami akan memprioritaskan perawatan ini yang mana memiliki manfaat terbesar," kata Mr hancock.
Bahkan Presiden AS, Donald Trump juga menempatkan kekuatan penuh pada remdesivir. Langkah ini adalah persetujuan pertama oleh MRHA di bawah Skema Akses Awal ke Obat-obatan, yang memungkinkan akses hukum ke obat-obatan yang tidak berlisensi.
Baca Juga: Benarkah Penglihatan Kabur Tanda Corona Covid-19? Ini Kata Dokter!
"Kami berkomitemen untuk memastikan pasien bisa memiliki akses cepat ke perawatan baru yang menjanjikan untuk corona Covid-19," kata Dr June Raine, Kepala Eksekutif MHRA.
Sementara itu, Prof Stephen Evans dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan itu menjadi standar perawatan.
Data ONS menunjukan total kematian jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan, sekarang sudah hampir 60 ribu kematian sejak awal wabah. NHS telah menunda semua perawatan non-darurat pada bulan Maret 2020. Tetapi, ketakutan orang terkena virus justru membuat mereka enggan menghubungi layanan darurat medis ketika terjadi sesuatu.
Sejauh ini kekurangan APD telah dikaitkan dengan penyebab kematian ratusan petugas medis di 98 rumah sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis