Suara.com - Senyawa kimia yang ditemukan pada tanaman ganja, cannabinoid ternyata juga dihasilkan oleh tubuh, yang dikenal dengan nama endocannabinoid.
Endocannabinoid ini mengikat reseptor di seluruh sistem saraf untuk memberikan efek pada fungsi, termasuk memori, nafsu makan, dan stres.
Para ilmuwan dari Universitas Leiden di Belanda kini telah menunjukkan bahwa salah satu kanabinoid endogen yang diproduksi di otak (anandamide) dapat membantu orang melupakan ingatan traumatis.
Melalui tahap proses yang panjang, peneliti dapat memenemukan senyawa yang menjanjikan bernaa LEI-40 dan bekerja dengan Roche Pharmaceuticals untuk mengonfirmasi bahwa zat itu melintasi darah-otak ke otak.
Mereka bekerja sama dengan National Institutes of Health (NIH) untuk menguji apakah ini bekerja di otak.
Untuk melakukannya, mereka menggunakan model binatang.
Peneliti memberi tikus memori traumatis yang setara dengan manusia dalam bentuk kejutan pada kaki, yang mereka pasangkan dengan suara.
Seiring waktu, peneliti berhenti memberikan kejutan tetapi terus memainkan suara. Hasilnya menunjukkan hewan yang sehat mengalami hilang ingatan akan kejutan traumatis tersebut seiring berjalannya waktu.
Namun, ketika tikus menerima inhibitor LEI-401 sehingga memiliki edikit anandimide di otak mereka, ingatan traumatis itu tetap ada, dan tikut tetap menjai takut ketika mendengar suara.
Baca Juga: Blak-blakan, Pangeran William Ungkap Masih Trauma Atas Kematian Putri Diana
"Dari sini, Anda dapat menyimpulkan bahwa anandamida terlibat dalam mengurangi kecemasna dan stres," tutur penulis penelitian Prof. Van der Stelt, dikutip Medical News Today.
Temuan ini juga menunjukkan anadamide bisa menjadi penting dalam mengatur stres dan kecemasan pada orang.
Meskipun para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak penelitian, temuan ini akhirnya dapat mengarah pada perawatan baru untuk gangguan kecemasan, termasuk gangguan stres pasca-trauma (PTSD), kata para peneliti.
“Seperti yang telah kami tunjukkan bahwa anandamide bertanggung jawab untuk melupakan kecemasan, perusahaan farmasi dapat fokus pada target baru. Dan Anda kemudian memiliki dua pilihan, mencari molekul yang merangsang produksi anandamide atau mencari molekul yang mengurangi degradasinya," tandas Prof. Van der Stelt.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global