Suara.com - Beberapa negara di dunia beberapa hari ini tengah melakukan aksi unjuk rasa memperjuangkan hak-hak kelompok kulit hitam di Amerika, sekaligus penghormatan terhadap kematian George Floyd, warga sipil keturunan Afrika-Amerika.
Sayangnya, beberapa aksi massa ini berakhir ricuh hingga petugas keamanan meluncurkan tembakan gas air mata. Seperti yang terjadi di Paris pada Selasa (2/6/2020) kemarin.
Gas air mata, salah satu senjata yang umum digunakan untuk membubarkan pengunjuk rasa, memiliki dampak negatif terhadap tubuh saat terpapar.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, gas air mata adalah senyawa kimia yang mengiritasi mata, kulit, paru-paru, dan bagian tubih lain. Pada gilirannya akan membuat tubuh tidak berfungsi atau mati rasa.
"Dampak yang diketahui dari gas air mata tidak bagus untuk kesehatan Anda, kemudian ada efek samping dan konsekuensinya," tutur Rohini J. Haar, MD, MOH, penasihat penelitian dan investigasi medis di Physicians for Human Rights.
Dilansir SELF, gas air mata secara umum menyebabkan sensasi menyengat dan membakar mata serta selaput lendir (termasuk yang ada di paru-paru), air liur, mata berair, bersin, dada sesak, sakit kepala dan mual.
"Ini menyebabkan kulit Anda terasa seperti terbakar dan, ketika Anda menghirupnya, dapat menyebabkan cedera pada saluran udara dan paru-paru," sambung Dr. Haar.
"Semua gejala seharusnya bersifat sementara, berlangsung 20 hingga 30 menit, tetapi jika Anda tidak bisa keluar dari paparan gas air mata, dapat menyebabkan lebih banyak masalah," sambungnya.
Efek lain dari paparan gas air mata adalah reaksi kulit kronis dan luka bakar kimia pada kulit Anda, abrasi kornea, serta cedera paru-paru jangka panjang atau permanen seperti peradangan saluran udara.
Baca Juga: Digunakan untuk Bubarkan Massa, Gas Air Mata Tidak Aman bagi Kesehatan
Jika orang yang terpapar memiliki kondisi penyerta, seperti asma, mereka akan lebih sensitif terhadap gangguan pernapasan atau hipoksia.
"Ini adalah kondisi di mana orang tidak bisa mendapatkan cukup oksigen ke tubuh mereka," jelas Dr. Haar.
Terkadang, tabung dari gas air mata juga dapat menyebabkan cedera apabila mengenai anggota tubuh.
"Kami telah melihat patah tulang tengkorak dan tulang setelah orang-orang dipukul dengan tabung gas," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental