Suara.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan, setidaknya ada 32 dokter Indonesia yang menjadi korban jiwa pandemi Covid-19.
Kata Daeng, tragedi tersebut merupakan pukulan telak dunia kedokteran, mengingat menjadi dokter memerlukan perjuangan panjang.
Ditambah lagi jumlah dokter di Indonesia yang masih sedikit untuk bisa melayani lebih dari 270 juta penduduk Indonesia.
Daeng mengatakan untuk menjadi dokter umum di Indonesia, setidaknya membutuhkan waktu minimal 6 tahun ditambah dengan magang di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan rumah sakit.
"Kalau dokter umum itu sampai lulus itu sekarang minimal 5 tahun, ada istilahnya program intensif, program pemagangan ke puskesmas atau ke rumah sakit itu selama 1 tahun, jadi kira-kira minimal untuk menjadi dokter umum itu kira-kira 6 tahun," ujar Daeng saat berdiskusi di channel youtube Aagym Official, Senin (8/6/2020).
Jika seorang dokter umum ingin menjadi dokter spesialis, maka ia harus melanjutkan sekolah kembali.
Tak main-main, selama sekolah spesialis para dokter tidak bisa praktik dan harus konsentrasi meneruskan sekolahnya.
"Untuk menjadi spesialis beragam, kalau spesialis seperti bedah kemudian jantung, penyakit dalam itu biasanya sekitar 4 tahun, itu kalau lancar. Jadi nggak pernah mengulang dia total kalau dijumlah dari dokter umum ke dokter spesialis sekitar 10 tahun, kalau lancar," papar Daeng.
Praktik dan magang di rumah sakit ini juga kata Daeng berbeda, apalagi mereka yang sekolah dengan beasiswa dan uang negara, maka ada keharusan lebih dulu mengabdi ke daerah yang membutuhkan kehadiran dokter.
Baca Juga: Netizen Ini Tanyakan New Normal Jogja, Warganet: Sudah Semrawut!
"Ada yang bisa langsung ada yang kawan-kawan kerja. Biasanya kerja dulu mengabdi dulu di daerah, apalagi yang dulu waktu sekolah dibantu pemerintah atau pemerintah daerah itu biasanya mengabdi kemudian sekolah lagi spesialis," imbuhnya.
Biasanya kata Daeng, untuk mengatasi kebutuhan biaya hidup selama menempuh spesialis, mereka akan berpraktik dulu sebagai dokter umum dan menabung baru kembali melanjutkan pendidikan.
"Jadi mungkin tanggungan jadi dokter umum dipakai untuk biaya selama menempuh spesialis untuk 4 tahun, jadi vakum tidak bekerja selama bersekolah," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas