Suara.com - Selama ini ketamine digunakan sebagai pengobatan cepat untuk depresi yang sulit diobati. Tetapi para ilmuwan mengaku tidak tahu persis bagaimana cara kerjanya.
Sebuah penelitian kecil menunjukkan, di antara efek lainnya, ketamine dapat mengaktifkan reseptor spesifik di otak yang berinteraksi dengan serotonin, zat kimia otak yang berhubungan dengan gangguan suasana hati.
Peneliti mengatakan, studi seperti ini harus melibatkan lebih dari 100 orang untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana serotonin cocok dalam reaksi berantai kompleks yang dipicu oleh ketamine di otak.
Tetapi, penelitian hanya dilakukan pada 30 orang.
"Sayangnya, Anda tidak mendapatkan jawaban yang sangat jelas dengan studi yang sangat kecil," jelas Gerard Sanacora, Direktur Yale Depression Research Program.
Meski begitu, penelitian yang terbit dalam jurnal Translantioinal Psychiatry pada Senin (1/6/2020) pekan lalu ini dirancang secara baik dan menyediakan pertanyaan menarik untuk penelitian lebih lanjut, kata Sanacora kepada Live Science
Dia mengklarifikasi bagaimana dan apakah efek antidepresan ketamine tergantung pada serotonin. Misalnya, para limuwan dapat mengembangkan obat baru yang berperilaku mirip dengan ketamine, tetapi meminimalisir risiko obat dan tidak menimbulkan efek kecanduan.
Sebelumnya, ketamine dikenal karena penggunaannya yang sah sebagai obat bius di rumah sakit. Tetapi beberapa oknum menyalahgunakannya sebagai 'obat diskotik' dengan istilah 'Special K' karena memiliki efek halusinasi pada kulit dan penglihatan.
Pada kulit, pasien akan merasa seperti ada semut yang merambat atau seperti diraba. Sementara pada penglihatan, pasien akan bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang pada umumnya. Bisa juga pasien bicara tanpa kontrol sebagai efek penggunaan ketamine.
Baca Juga: Awas, Dampak Masa Isolasi Terlalu Lama Tingkatkan Risiko Depresi Anak!
Obat ini mendapatkan daya tarik dalam beberapa dekade terakhir sebagai cara baru untuk mengobati depresi.
Di Indonesia, ketamine termasuk obat dalam daftar G, yakni obat dengan resep dokter dan tidak dijual bebas. Ketamine umum digunakan sebagai anestesi atau pembiusan namun sudah jarang dilakukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
Terkini
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar