Suara.com - Merebak sejak Desember 2019 di China, wabah virus corona Covid-19 yang saat ini masih terjadi secara global masih membuat pakar kesehatan bertanya-tanya. Bahkan, penyebarannya pun tidak dapat diprediksi dan sulit dikendalikan.
Satu keanehan lainnya adalah betapa mudahnya orang bisa terinfeksi oleh orang tanpa gejala. Tetapi ada perbedaan antara penyebaran asimptomatik dan pre-simptomatik (pra-gejala).
Dilansir dari CNN Internasional, penyebaran tanpa gejala adalah penularan virus oleh orang yang tidak memiliki gejala dan tidak akan pernah mengalami gejala dari infeksi mereka. Tetapi mereka yang terinfeksi masih bisa menularkan virus ke orang lain.
Sedangkan penyebaran pra-gejala adalah penularan virus oleh orang-orang yang tidak terlihat merasa sakit, tetapi pada akhirnya akan mengalami gejala.
Bagaimana cara mengetahui mana orang tanpa gejala dan pra-gejala?
Studi menunjukkan penyebaran pra-gejala lebih umum daripada penyebaran tanpa gejala.
"Penelusuran kontak terperinci dari Taiwan serta rantai penularan Eropa pertama di Jerman menunjukkan bahwa asimptomatik sejati jarang menular," kata Babak Javid, peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Tsinghua di Beijing dan konsultan penyakit menular di Cambridge University Hospitals.
"Namun, studi-studi itu telah menemukan penularan beberapa gejala dapat terjadi, dan khususnya, dalam studi Jerman, mereka menemukan penularan sering tampak terjadi sebelum atau pada hari gejala pertama kali muncul," sambungnya.
Bagaimana orang tanpa gejala menularkan virus corona?
Baca Juga: Lagi Wabah Corona, Jember Anggarkan Rp 2,6 Miliar untuk Beli Karangan Bunga
"Ketika Anda berbicara, terkadang Anda akan mengeluarkan ludah sedikit," jelas Anne Rimoin, seorang profesor epidemiologi di School of Public Health UCLA.
"Anda akan menggosok hidung, menyentuh mulut, menggosok mata dan kemudian Anda akan menyentuh permukaan lain, lalu Anda akan menyebarkan virus apabila Anda terinfeksi dan mengeluarkannya (melalui droplet)," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat