Suara.com - Peneliti masih terus mencari obat yang efektif untuk melawan Covid-19.
Dilansir dari Medical Xpress, obat obat melawan rheumatoid arthritis yang dikenal sebagai baricitinib disebut berpotensi untuk mengobati pasien dengan Covid-19.
Hal itu menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti internasional termasuk para peneliti di Karolinska Institutet di Swedia.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal EMBO Molecular Medicine, mewakili contoh bagaimana algoritma kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mengidentifikasi obat yang ada sebagai terapi potensial melawan penyakit baru.
Baricitinib adalah obat oral yang digunakan untuk pengobatan pasien dewasa dengan rheumatoid arthritis dengan sedang sampai parah.
Obat ini bertindak sebagai penghambat janus kinase, sejenis enzim yang bertindak sebagai saklar "hidup" atau "mati" dalam banyak fungsi seluler.
Obat tersebut bekerja dengan mengganggu proses peradangan pada sistem kekebalan tubuh dan telah dipandang sebagai kandidat pengobatan potensial untuk Covid-19.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan algoritma AI untuk mengidentifikasi obat yang ada yang mampu memblokir peradangan dan infektivitas.
Baricitinib diidentifikasi sebagai kandidat yang menjanjikan untuk Covid-19, karena kemampuannya yang sebelumnya ditunjukkan untuk menghambat aktivitas sitokin dan penyebaran virus.
Baca Juga: Pasien Corona RI Terus Bertambah, Hari Ini Nyaris Melejit 1.000 Kasus
"Secara kolektif, data ini menunjukkan bahwa baricitinib dapat menurunkan peradangan dan viral load dalam Covid-19," kata Ali Mirazimi, asisten profesor di Departemen Kedokteran Laboratorium, Karolinska Institutet, yang memimpin studi virus fungsional.
Percobaan tambahan baricitinib saat ini sedang dilakukan pada 85 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di tiga rumah sakit di Italia Utara dan Tengah, dengan hasil awal yang menggembirakan dalam hasil pasien, menurut para peneliti.
"Kami mengintegrasikan dan menganalisis data uji coba ini dengan hati-hati dan memberikan studi tindak lanjut fungsional dan mekanistik untuk meneliti mode tindakan baricitinib," kata Volker Lauschke, profesor kedokteran dan pengembangan obat yang dipersonalisasi di Departemen Fisiologi dan Farmakologi, Karolinska Institutet.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia