Suara.com - Sejumlah aturan memasuki fase normal baru atau new normal baru telah diterapkan, termasuk ketika menaiki ojek online.
Sempat beredar kabar bahwa masyarakat disarankan untuk membawa helm sendiri sendiri ketika hendak naik ojek online.
Ternyata ada alasan tersendiri di balik aturan tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Junior Doctors Network Indonesia (JDNI) dr Andi Khomaini, SpPD, seperti dilansir dari Antara.
"Harus bawa helm sendiri, karena setiap orang bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan tidak menyebarkan penyakit kepada orang lain," kata dokter Spesialis Penyakit Dalam itu pada gelar wicara bertema "Aman dan Nyaman Naik Ojek Online" secara daring di Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
Tidak hanya itu, ia juga menyarankan agar penumpang juga harus menggunakan masker.
Pada saat yang sama, sebagian besar ojek daring juga harus dilengkapi partisi pelindung yang membatasi penumpang dan pengemudi.
Sehingga, terdapat tiga lapis pelindung saat penumpang menggunakan layanan ojek daring yakni masker, helm, dan juga partisi pelindung.
"Sudah ada upaya seperti ini dan itu akan membuat potensi penularan berkurang," katanya.
Menurut Andi, langkah ini tidak hanya melindungi penumpang dari penularan Covid-19, namun juga dari penyakit menular lainnya seperti tuberkolusis (TBC).
Baca Juga: Transisi New Normal, Jalan Jakarta Mulai Ramai Jumat Pagi Ini
Selain itu, penumpang juga disarankan untuk selalu membawa pembersih tangan, dan menggunakannya sebelum dan sesudah menggunakan layanan ojek daring.
Perlindungan seperti masker, helm, dan partisi, menurut Andi Khomaini, sudah cukup untuk memberikan rasa aman kepada pengemudi dan juga pengguna.
Sejumlah pengemudi ojek juga mengatakan telah menyiapkan peralatan tersebut. Seperti misalnya Adilla Lestari yang menyiapkan masker bagi penumpang yang tidak mengenakan masker.
"Awalnya ngeri juga, khawatir, takut, dan lainnya. Tapi mau bagaimana, kita harus mencari makan di jalan," katanya.
Meski demikian, ia selalu mengenakan masker dan membawa penyanitasi tangan. Untuk pembayaran lebih banyak menggunakan uang elektronik, demikian Adilla Lestari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental