Suara.com - China kembali melaporkan 51 kasus virus corona Covid-19 yang diyakini berasal dari pasar makanan grosir Xinfadi di Beijing.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menggambarkan wabah baru sebagai 'peristiwa penting' dan asal usul cluster baru tidak pasti.
Wakil Perdana Menteri China, Sun Chunlan telah meminta pejabat kesehatan mengambil langkah tegas untuk mencegah penyebaran virus corona.
Karena itu, Pasar Xinfadi dan 11 komplek perumahan di sekitarnya pun ditutup setelah lebih dari 50 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Sebelumnya, China sudah dinyatakan bebas dari virus corona selama 2 bulan, sejak Maret 2020. Tapi, sekarang terdapat lebih dari 50 kasus baru yang dikonfirmasi selama 50 hari.
Yang Peng, seorang ahli dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Beijing, pun mengklaim bahwa kasus virus corona baru di Chian itu disebabkan oleh strain virus yang berasal dari Eropa.
Tetapi, pihak berwenang masih berusaha memahami proses virus ditransmisikan ke pasar grosir Xinfadi. Sedang, studi awal mengklaim sampel virus berasal dari luar pasar.
Yang Peng pun melanjutkan bahwa sekuensing genom menunjukkan strain sebenarnya dari Eropa. Meski begitu, belum ada bukti kuat bahwa barang produksi luar negeri yang menyebabkan strain baru virus corona.
Sementara itu, Yang Peng menduga ada dua kemungkinan virus corona Covid-19 itu mengontaminasi pasar dan menginfeksi puluhan orang.
Baca Juga: Waspada! Ilmuwan Temukan Gejala Tersembunyi Virus Corona Pada Bibir
"Seseorang mungkin terinfeksi melalui makanan laut atau daging yang terkontaminasi (diimpor dari luar negeri)," jelas Yang Peng dikutip dari The Sun.
Teori lainnya bahwa virus corona ini berasal dari orang-orang yang berkunjung ke pasar. Lalu mereka menyebarkan virus melalui batuk atau bersin.
Para pejabat mengatakan bahwa dari 394 orang yang kontak dengan pasien virus corona di pasar. Sebanyak 111 orang menjalani karantina di tempat yang sudah disediakan khusus dan lainnya mengisolasi diri di rumah.
Namun, otoritas kesehatan China belum merilis bukti ilmiah untuk mendukung klaim tersebut. China dituduh telah "mengeruhkan air" sejak wabah virus corona terjadi awal tahun.
Tuduhan lonjakan kedua ini datang seminggu setelah sebuah laporan mengklaim kalau China tahu Covid-19 adalah virus yang menular sejak bulan Desember 2019.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis