Suara.com - Kehamilan Tak Terencana Bisa Sebabkan Anak Kelak Alami Gangguan Psikologis
Memiliki anak tentulah jadi keinginan setiap pasangan suami istri. Tapi, memiliki anak pun butuh perencanaan matang, terutama untuk persiapan finansial. Tetapi, bagaimana jika kehamilan justu terjadi tanpa disengaja atau tidak direncanakan?
Kehamilan tak terencana bukan hanya bisa membuat calon ibu dan suaminya bingung, tetapi juga bisa bisa berdampak pada anak yang dilahirkannya kelak.
Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani S.psi., M.Si., Psi. mengatakan, jika kehamilan tak terencana bukan merupakan kehamilan pertama, maka dampak negatif bisa dirasakan oleh anak-anak yang lainnya.
"Jadi kalau efek terhadap saudara kandungnya, itu bisa pengasuhan jadi agak terlantar," kata Anna saat siaran langsung Instagram bersama @ayahbunda_, Selasa (16/6/2020).
Pengasuhan yang terabaikan itu berpotensi membuat anak mengalami kurang gizi, tambah Anna. Jika usia anak masih balita yang membutuhkan masa stimulasi, bahkan bisa berakibat menghambat masa pertumbuhannya.
Selain itu, karena kehamilan tak terencana terkadang membuat pasangan kebingungan dengan kondisi itu dan jadi penyebab pertengkaran. Jika hal itu dilakukan di depan anak, jelas Anna, tentu akan mempengaruhi psikologisnya.
Bukan hanya itu, janin yang dikandung juga tentu akan merasakan efek sampingnya. Menurut Anna, anak yang lahir dari kehamilan tak terencana besar kemungkinan akan memiliki hubungan relasi yang buruk dengan ibunya.
"Masih butuh penelitian terhadap ini. Tapi ada bukti praktis kalau anak awalnya tidak direncanakan ketika lahir, relasi dengan orangtua, khususnya ibu, akan bermasalah. Hubungan mesra antara ibu dan anak akan terganggu," ucapnya.
Baca Juga: Sering Dianggap Remeh, Preeklampsia Jadi Sebab Kematian ke-3 Pada Ibu Hamil
Selain itu juga akan muncul perkembangan psikologis yang bermacam-macam, seperti kemandirian berkurang. Bahkan menurut Anna, cukup sering anak yang tumbuh dengan perilaku bermasalah, yang jika tidak ditangani secara medis dengan baik bisa berujung gangguan kejiwaan di kemudian hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025