Suara.com - Amerika Serikat mengapresiasi para peneliti di Inggris yang berhasil menemukan manfaat obat murah deksametason (Dexamethasone) bagi pasien Covid-19.
Pakar penyakit menular dari Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci, menyebut temuan ini sebagai kabar baik dan sebuah kemajuan dalam pengobatan virus Corona Covid-19.
"secara garis besar ini merupakan kabar baik. Temuan ini Ini merupakan kemajuan signifikan sebagai alternatif teraputik," tutur Fauci, dilansir VOA Indonesia.
Deksametason merupakan steroid murah dan tersedia secara luas. sejumlah peneliti di Inggris menemukan obat ini terbukti dapat mengurangi tingkat kematian sebanyak sepertiga pasien dengan kondisi parah yang dirawat di rumah sakit.
Dalam konferensi pers Selasa (16/6/2020), pemerintah Inggris segera mengizinkan penggunaan obat-obatan itu di seluruh Inggris bagi pasien virus corona yang dalam kajian itu terbukti membaik.
Para peneliti mengatakan mereka akan mempublikasikan hasil penelitian itu segera, dan sebagian peneliti independen mengatakan penting untuk mengkaji rincian tentang bagaimana penggunaan deksametason.
Kajian yang dipimpin oleh Universitas Oxford itu merupakan uji medis acak pada 2.104 pasien yang diberi deksametason, dan dibandingkan dengan 4.321 pasien lain yang mendapat perawatan biasa saja.
Obat itu diminum atau dimasukkan lewat infus selama 10 hari. Setelah empat minggu, obat itu mengurangi tingkat kematian pasien yang membutuhkan bantuan mesin untuk bernafas hingga 35 persen.
Sementara tingkat kematian pada pasien yang hanya membutuhkan oksigen tambahan mencapai 20 persen. Obat ini tampaknya tidak membantu pasien yang tidak terlalu terpapar corona.
Baca Juga: Ampuh Ringankan Gejala Virus Corona, Seperti Apa Obat Dexamethasone?
Para peneliti memperkirakan deksametason (Dexamethasone) akan mencegah kematian satu dari delapan pasien virus corona yang dirawat dengan mesin untuk membantu pernafasan, dan satu dari 25 pasien yang membutuhkan bantuan oksigen tambahan saja.
Tag
Berita Terkait
-
Badan POM Izinkan Penggunaan Obat Covid-19 Berbentuk Tablet dari Pfizer
-
Ini Efek Samping Paxlovid, Obat Covid-19 yang Dapat Izin Darurat BPOM
-
Mengenal Paxlovid, Obat Covid-19 Dengan Efikasi 89 Persen yang Sudah Disetujui BPOM
-
Jangan Percaya, 5 Hoaks Seputar Obat Covid-19 yang Disebut Bisa Menyembuhkan Infeksi Virus Corona!
-
Penelitian Berjalan Mulus, Obat Buatan AstraZeneca Cegah Kematian karena Infeksi Covid-19
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara