Suara.com - Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko kematian pasien virus corona Covid-19. Selain riwayat penyakit kronis, kondisi mental dan pikiran juga turut andil dalam meningkatkan risiko.
Sebuah studi baru menemukan orang dengan tingkat stres tinggi, lebih berisiko meninggal dunia akibat virus corona Covid-19.
Menurut penelitian, pasien virus corona Covid-9 dengan kadar hormon stres kortisol yang sangat tinggi dalam darahnya cenderung lebih cepat memburuk kondisinya dan meninggal dunia.
Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan Imperial College London, yang pertama menunjukkan bahwa kadar kortisol adalah penanda tingkat keparahan penyakit seseorang.
Para peneliti mengatakan tingkat keparahan penyakit itu sangat tinggi, berkisar antara 3 kali lipat setelah operasi besar.
Tetapi, temuan ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang lebih mungkin membutuhkan perawatan intensif dan membantu mengelola tekanan darah.
"Bila dilihat dari sudut pandang seorang endokrinologis, masuk akan bahwa pasien virus corona Covid-19 yang paling sakit memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi," kata penulis utama studi, Profesor Waljit Dhillo dari Imperial dikutip dari Mirror.
Sekitar 3 bulan lalu, Profesor Waljit bersama rekan penelitinya mulai melihat gelombang pasien virus corona Covid-19 di rumah sakit London. Mereka hanya memiliki sedikit informasi tentang cara terbaik membuat triase orang.
"Sekarang, saat orang tiba di rumah sakit, kami memiliki penanda sederhana lain untuk digunakan bersaman dengan tingkat saturasi oksigen untuk membantu kami mengidentifikasi pasien yang perlu dirawat dan tidak," jelasnya.
Baca Juga: Awas! Ratusan Orang Jakarta Masih Tertular Corona 18 Juni Hari Ini
Perlu dipahami, kortisol diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap stres, seperti penyakit, memicu perubahan metabolisme, fungsi jantung dan sistem kekebalan tubuh untuk membantu tubuh kita mengatasinya.
Kadar kortisol yang sehat berkisar 100-200 nm/L dan hampir 0 ketika seseorang tidur. Saat pasien yang sakit memiliki kadar kortisol rendah, maka kondisinya bisa mengancam jiwa.
Tetapi, tingkat kortisol yang berlebihan bisa sama berbahayanya. Kondisi ini bisa menyebabkan peningkatan risiko infeksi dan hasil yang buruk.
Pada studi baru, peneliti mengamati 535 pasien, termasuk 403 orang dengan virus corona Covid-19. Mereka menemukan kadar kortisol pada pasien Covid-19 secara signifikan lebih tinggi daripada mereka yang tidak terinfeksi virus tersebut.
Pada tkelompok virus corona Covid-19, tingkat kortisol setinggi 3.241 yang jauh lebih tinggi daripada setelah operasi besar, yakni sebelumnya hanya 1.000.
"Memiliki indikator awal di mana pasien bisa memburuk lebih cepat akan membantu kami dengan memberikan tingkat perawatan terbaik secepat mungkin," kata Profesor Waljit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat