Suara.com - Gangguan kecemasan rentan dialami banyak orang di masa pandemi seperti saat ini. Ketidakpastian ekonomi, kesehatan, hingga keamanan memang tengah dialami banyak orang.
Sayangnya, menurut Dokter Spesialis Kejiwaan Dr. Elisa Tandiono, Sp.KJ diagnosis gangguan kecemasan menyeluruh sering terlambat atau bahkan tidak terdiagnosis.
Alhasil pasien yang berkonsultasi ke pakar kebanyakan dalam keadaan sudah terlambat.
"Karena biasanya mereka nggak tahu ini bisa diobatin, cemas biasa aja, tapi sudah merupakan gangguan apabila gejala berlebihan dan hampir setiap waktu. Terjadilah gejala gangguan fungsi kehidupan," terang Dr. Elisa.
Kecemasan ini kata Dr. Elisa selaku Psikiater di RS Pantai Indah Kapuk bisa datang bertubi-tubi tidak pernah berhenti seperti ombak yang terus menerjang, kadang besar atau kecil, dan hal ini membuat psikis mudah lelah.
"Bagai ombak besar, kecil silih berganti dan rasanya capek. Sesuai namanya menyeluruh karakteristiknya respon patologis rutin, bencana accident keuangan, pekerjaan untuk pelajaran sekolah nilainya," paparnya.
Biasanya juga orang dengan kecemasan menyeluruh ini selalu dilingkupi dengan 'what if', bagaimana jika. Misalnya bagaimana jika dipecat, bagaimana jika terkena Covid-19, Bagaimana jika pandemi tidak pernah berakhir dan sebagainya.
Terlalu cemas pada skenario terburuk yang terjadi kemudian hari. Pikiran buruk ini terjadi terus menerus dan menguras energi.
Jadi, penting tuh buat melakukan skrining awal, dengan mengecek selama 2 minggu terakhir, pernahkah merasakan hal-hal sebagai berikut :
Baca Juga: Polusi Udara Ternyata Pengaruhi Kebahagiaan dan Kesehatan Mental
- Merasa cemas gelisah ?
- Tidak bisa mengontrol rasa cemas?
- Cemas terhadpa hal berbeda?
- Susah untuk rileks?
- Menjadi sedemikian gelisah sehingga susah untuk diam (mondar-mandir) tapi tidak tahu akan melakukan apa?
- Gampang tersinggung atau marah?
- Merasakan ketakutan seakan-akan hal buruk yang terjadi?
Nah, pertanyaan ini bisa dijawab dengan skor 0 sampai 3. 0 diartikan tidak sama sekali, 1 terjadi sesekali, 2 artinya sering terjadi, dan 3 berarti setiap hari.
Kemudian hasilnya dijumlah, lihat jika angkanya 5 sampai 9 maka kategori ringan. Angka berkisar 11 hingga 14 maka kategori sedang, dan jika lebih dari 15 maka sudah masuk kategori gangguan, sehingga disarankan berkonsultasi ke pakar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan