Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat baru-baru ini menambahkan tiga gejala baru Covid-19 ke dalam daftar yang mereka susun.
Adapun gejala baru tersebut ialah, hidung tersumbat atau pilek, mual, dan diare. Tiga gejala itu menambah daftar yang sudah termasuk demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, sakit otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau baru dan sakit tenggorokan.
“Daftar ini tidak mencakup semua gejala yang mungkin terjadi. CDC akan terus memperbarui daftar ini karena kami mempelajari lebih lanjut tentang COVID-19, kata CDC dilansir dari New York Post.
Gejala-gejala baru ditambahkan secara diam-diam, dengan satu outlet berita melaporkan bahwa perubahan dilakukan pada 13 Mei.
CDC melakukan perubahan serupa pada bulan April ketika para pejabat menambahkan enam gejala tambahan ke dalam daftar.
Pada saat itu, perubahan-perubahan baru ini termasuk menggigil, bergetar berulang-ulang dengan menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan hilangnya rasa atau penciuman.
Ketika pandemi pertama kali dimulai, demam, batuk, dan sesak napas dilaporkan menjadi tanda paling umum dari infeksi Covid-19.
Gejala dapat berkisar dari ringan hingga berat, dengan kebanyakan orang mulai mengalaminya dua hingga 14 hari setelah terpapar virus baru, atau SARS-CoV-2.
"Orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang yang memiliki kondisi medis yang mendasari parah seperti penyakit jantung atau paru-paru atau diabetes tampaknya berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi yang lebih serius dari penyakit Covid-19," kata CDC memperingatkan.
Baca Juga: Thailand Laporkan 1 Kasus Baru Virus Corona Covid-19 dari Luar Negeri
Mereka mencatat bahwa tanda-tanda peringatan darurat untuk Covid-19 biasanya termasuk kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan yang menetap di dada, kebingungan baru, ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga, dan bibir atau wajah kebiruan.
"Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ini, segera cari perawatan medis darurat," per CDC.
Hingga saat ini, ada lebih dari 9,4 juta kasus coronavirus baru di seluruh dunia, menurut data dari John Hopkins University. AS sendiri telah melihat lebih dari 2,3 juta kasus dan setidaknya 121.996 kematian terkait virus.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!