Suara.com - Hepatitis merupakan infeksi hati karena virus. Di Indonesia, tiga penyebab penyakit hati tertinggi ialah hepatitis B, C, dan NAFL atau nonalcoholic fatty liver disease. Pasien dengan penyakit hati kronis harus dipantau dan kontrol secara teratur.
Meski begitu, tidak semua penderita hepatitis harus mengonsumsi obat antivirus demi mengenyahkan penyakitnya itu.
"Walau obat ada di apotik, tidak semua pasien harus mendapatkan obat antivirus. Pasien yang diberikan obat harus memenuhi kriteria indikasi," kata dokter spesialis penyakit dalam yang merupakan anggota Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Dr. Irsan Hasan, dalam sebuah webinar, Jumat (26/6/2020).
Hal ini berarti ada pasien yang hanya diobservasi oleh dokter karena virus hepatitis di tubuhnya dianggap tidur, dan ia tidak memerlukan pengobatan.
"Kalau diberi obat, siap-siap antivirus diberikan bertahun-tahun dan ada kemungkinan seumur hidup," kata Irsan.
Adapun indikasi yang mengharuskan pasien mendapatkan pengobatan dan merupakan hasil pemeriksaan dokter, salah satunya jika alanin aminotransferase/ALT normal yang didapat dari tes pengukuran enzim SGPT di dalam darah.
Enzim SGPT merupakan indikator yang sensitif terhadap kerusakan hati. Enzim ini digunakan untuk mengindentifikasi penyakit hati selama lebih dari 50 tahun.
Pada bayi yang terinfeksi hepatitis B, dia berisiko 90 persen menderita hepatitis kronis. Dia akan mengidap hepatitis bertahun-tahun, bahkan sampai meninggal dunia. Sementara bila yang tertular orang dewasa, maka kemungkinannya menjadi kronis sekitar 10 persen.
Hepatitis kronis biasanya baru terdeteksi jika sudah terjadi komplikasi, salah satunya sirosis atau pengerasan hati. Untuk itu, deteksi dini yang bisa dilakukan satu-satunya melalui tes darah.
Baca Juga: Sebelas Pasien Corona Covid-19 Pulih dengan Obat Hepatitis C
"Mau enggak mau tes darah, periksa HbsAg dan Anti HBs. Kalau HbsAg positif berarti dia sakit. Kalau Anti HBs positif berarti dia sudah punya kekebalan," tutur Irsan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?