Suara.com - Sebuah laporan menyatakan, bahwa orang yang mengalami penyakit paru-paru akibat rokok elektrik atau vape bisa memiliki kondisi yang sama menyakitkannya dengan sakit paru akibat Covid-19. Kondisi cedera paru akibat produk rokok elektrik atau disebut dengan Evali.
Dilansir dari Medical Xpress, setidaknya ada 8 kasus Evali yang di laporkan di Departemen Kesehatan Masyarakat California dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
"Seorang remaja tidak berhenti nge-vape karena Covid-19," kata Dr. Jamie Garfield, seorang dokter perawatan paru di Philadelphia dan juru bicara sukarelawan untuk American Lung Association.
Tetapi para dokter saat pandemi melihat Evali bukan sebagai Evali, namun sering kali diartikan mirip Covid-19.
"Segala sesuatu yang tampak seperti Covid adalah Covid. Di sinilah pengambilan sejarah menjadi sangat penting. Anda harus tahu jika seorang anak menghisap vape dan vape jenis apa ," kata Garfield menjelaskan.
Berikut adalah beberapa gejala Evali yang mirip dengan gejala Covid-19, antara lain sesak napas, demam dan menggigil, batuk, muntah, diare, sakit kepala, pusing, detak jantung cepat dan nyeri dada.
CDC melaporkan pada 18 Februari, bahwa lebih dari 2.800 orang di seluruh negeri telah dirawat di rumah sakit dengan kerusakan paru-paru yang mengancam jiwa terkait dengan penggunaan vape, sementara enam puluh delapan orang meninggal.
"Penelitian terhadap kasus-kasus ini sangat menunjukkan bahwa aditif yang disebut vitamin E asetat yang kadang-kadang digunakan dalam vape yang dicampur pot bisa memicu Evali," kata CDC.
Menurut laporan CDC baru, delapan pasien Evali California pergi ke rumah sakit sekitar empat hari setelah gejala dimulai. Usia rata-rata mereka adalah 17 tahun.
Baca Juga: Bahaya untuk Anak, Dokter Sebut Vape Tak Bikin Orang Berhenti Merokok
Empat dari remaja tersebut membutuhkan perawatan intensif dan dua membutuhkan ventilasi mekanik untuk bernafas.
"Tidak ada yang dinyatakan positif Covid-19," kata penulis penelitian Dr. Christina Armatas, dari Departemen Kesehatan Masyarakat California, dan rekan-rekannya mencatat.
"Vaping bukan alternatif yang aman untuk merokok. Apa pun yang Anda masukkan ke paru-paru selain udara bersih dapat meningkatkan risiko cedera paru-paru," kata Garfield.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak