Suara.com - Kembang api merupakan salah satu mainan yang disukai anak-anak maupun orang dewasa. Biasanya orang bermain kembang api saat perayaan besar, seperti Hari Raya Idulfitri, tahun baru atau ulang tahun.
Tetapi, sebuah studi baru menemukan bahaya kembang api pada kesehatan tubuh yang sangat besar. Sehingga risikonya tidak sekadar kebakaran yang tak disengaja dan cedera yang mengancam jiwa.
Karena, kembang api mengeluarkan toksin atau racun berbahaya tinggi ketika dihidupkan. Dr Terry Gordon yang melakukan studi ini mengatakan toksin dalam kembang api itu termasuk timah dan tembaga.
Penelitian sebelumnya menunjukkan paparan racun-racun ini bisa meninggalkan kerusakan abadi pada paru-paru.
Temuan ini tentu sangat meresahkan, terlebih kembang api seringkali dibuat mainan oleh anak-anak di perayaan besar.
"Racun dalam kembang api ini tergolong tinggi, meskipun ini hanya terjadi beberapa kali dalam setahun," kata Terry Gordon dikutip dari New York Post.
Di New York City sendiri, ada ledakan kembang api sebanyak 9 ribu di antara 1 Juni hingga 21 Juni 2020. Beberapa pengecer pun mengaku penjualan kembang apinya melonjak pada tahun 2020 ini. Karena itulah, banyak orang memainkan kembang api.
Gordon mengklaim penelitian ini adalah satu-satunya studi yang menganalisis bahaya racun kembang api pada pernapasan.
Gordon dan timnya di Departemen Kedokteran Lingkungan di NYU Langone Health mempublikasikan temuan mereka bulan ini di jurnal Particle and Fiber Toxicology.
Baca Juga: Kembali Bikin Rekor, 60.000 Orang Meninggal karena Virus Corona di Brasil
"Bagi saya, ini selalu diabaikan. Belum ada penelitian nyata untuk melihat toksisitas kembang api," katanya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ia menyarankan siapa pun yang menderita asma atau masalah pernapasan lainnya menempatkan dirinya di atas layar piroteknik yang lebih besar. Tujuannya, mencegah emisi racun mengenai diri Anda yang bisa memperburuk masalah pernapasan.
Gordon pun telah melakukan eksperimen yang menggunakan berbagai merek kembang api untuk mengetahui potensi kerusakan langsung akibat racun dalam kembang api.
Para peneliti lantas mencoba meledakkan kembang api di sebuah ruangan yang berisiko tikus serta sel manusia untuk melihat dampaknya.
Hasilnya, kandungan timah hitam beracun sangat tinggi pada beberapa merek kembang api. Bahkan ada satu merek kembang api yang mengandung 12 ribu ppm tembaga.
Eksperimennya juga mengungkapkan bahwa paparan kembang api tinggi sudah cukup menyebabkan kerusakan sel manusia serta peradangan di paru-paru tikus.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis