Suara.com - Wabah kolera menyerang Kamerun. Laporan terbaru menyebut ada 12 orang yang meninggal dunia karena penyakit ini.
Dilansir ANTARA, seluruh korban meninggal merupakan penduduk di desa nelayan Londji, Kamerun selatan.
Pejabat juga melaporkan 62 kasus terkonfirmasi dari 83 kasus dugaan di desa yang terletak sekitar 15 km dari Kribi, kota resor tepi laut di Kamerun.
Gubernur kawasan selatan Felix Nguele Nguele mengatakan kampanye vaksin besar-besaran untuk mencegah penyebaran penyakit kolera akan segera dimulai di desa tersebut.
"Kami perlu bertindak cepat. Situasinya menggelisahkan," kata Nguele kepada wartawan, menambahkan bahwa nelayan di desa itu akan dievakuasi sebagai langkah pencegahan.
Pejabat menuding kondisi kurang higienis dan pergaulan bebas menyebarkan epidemi di Londji.
Epidemi kolera pertama kali terdeteksi pada Juni setelah kematian mendadak empat warga desa dengan gejala kolera.
Sementara itu menurut Alodokter, kolera adalah penyakit diare parah yang ditandai dengan tinja cair dan berwarna pucat.
Diare yang dialami bisa ringan, parah, ataupun malah tidak merasakan gejala sama sekali. Bila penderita mengalami diare yang parah akibat kolera perlu segera ditangani, karena menyebabkan dehidrasi yang berakibat fatal.Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Bakteri kolera hidup di alam bebas, terutama di lingkungan perairan seperti sungai, danau, atau sumur. Sumber penyebaran utama bakteri kolera adalah air dan makanan yang terkontaminasi bakteri kolera.
Baca Juga: Negara Dilanda Corona, Presiden Kamerun Malah Bungkam
Bakteri kolera dapat masuk bersama makanan jika makanan tersebut tidak dibersihkan dan dimasak dengan baik sebelum dimakan.
Meskipun di dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi sehari-hari terdapat bakteri kolera, orang yang mengonsumsi makanan tersebut tidak langsung terkena penyakit kolera. Dibutuhkan bakteri kolera dalam jumlah yang banyak di dalam makanan atau minuman untuk membuat seseorang terkena penyakit kolera.
Ketika infeksi bakteri kolera terjadi, bakteri akan berkembang biak di dalam usus kecil. Perkembangbiakan bakteri kolera ini akan mengganggu pencernaan manusia dengan cara mengganggu penyerapan air dan mineral. Gangguan ini menyebabkan seseorang mengalami diare, yang menjadi gejala utama penyakit kolera.
Berita Terkait
-
Pemilik Rekor Penampilan Terbanyak dari Afrika, Kamerun Gagal Tampil di Piala Dunia 2026
-
Terbukti Salahgunakan Izin Tinggal, 2 Pemain Asing Asal Ghana dan Kamerun Dideportasi dari Indonesia
-
Bryan Mbeumo Rayu Rekan Setimnya di Kamerun untuk Gabung Manchester United
-
Andre Onana Akhirnya Clean Sheet, tapi di Timnas Kamerun
-
Wabah Kolera Pecah! Sudan Selatan Umumkan Status Darurat Kesehatan
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban