Suara.com - Sementara pandemi virus corona belum berakhir, wabah pes ditemukan di Mongolia. Atas laporan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah memantau wabah tersebut.
WHO juga mengatakan wabah pes ini itu tidak berisiko tinggi. Seorang juru bicara WHO pun menjelaskan kasus wabah Pes itu bisa dikelola dengan baik.
"Wabah Pes sudah ada dan bersama kami selama berabad-abad. Kami melihat jumlah kasus di China itu sudah cukup dikelola dengan baik," kata Margaret Harris, Juru Bicara WHO, dilansir BBC.
Tapi, pakar mengatakan bahwa wabah pes ini tidak perlu begitu dikhawatirkan.
Saat ini dunia sudah memiliki perawatan yang jelas untuk penyakit pes. Selain itu, penyakit ini jarang terjadi.
"Tidak seperti pada abad ke-14 (saat Black Death terjadi), kita sekarang memiliki pemahaman tentang bagaimana penyakit ini ditularkan," Dr. Shanthi Kappagoda, seorang dokter penyakit menular di Stanford Health Care.
"Kita tahu bagaimana mencegahnya, hindari penanganan hewan yang sakit atau mati di daerah yang ada penularan. Kita juga dapat mengobati pasien terinfeksi dengan antibiotik, dan pada orang-orang yang mungkin telah terpapar bakteri, mencegah mereka jatuh sakit," sambungnya, dikutip Healthline.
Memang jika pes tidak segera diobati, bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) penyebab penyakit, dapat menyebar dalam aliran darah dan menyebabkan sepsis. Apabila bakteri menyerang paru-paru, maka dapat menyebabkan pneumonia.
Tetapi selama seseorang tidak menyentuh hewan yang terinfeksi bakteri Y. pestis, peluang untuk sakit sangat rendah.
Baca Juga: Wabah Kolera Tewaskan Belasan Orang di Kamerun
Wabah ini sangat jarang. Hanya beberapa ribu kasus dilaporkan di seluruh dunia setiap tahun, sebagian besar di Afrika, India, dan Peru.
Alasan lain wabah sangat jarang adalah bahwa bakteri tidak bertahan dengan baik di bawah sinar matahari.
"Y. pestis mudah dibunuh oleh sinar matahari. Jika bakteri dilepaskan ke udara, ia dapat bertahan hingga 1 jam tergantung pada kondisi lingkungan," jelas Dr. Robert Glatter, dokter darurat di Rumah Sakit Lenox Hill.
Glatter menambahkan, penyakit pes dan sepsis juga tidak dapat ditularkan dari orang ke orang. Dan meski penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi apabila orang menjadi sakit pneumonia, ini sangat jarang.
"Penularan dari orang ke orang lebih kecil kemungkinannya karena memerlukan kontak dekat dan langsung dengan orang dengan penyakit pneumonia," kata Glatter.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global