Suara.com - Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania mengatakan, konsumsi suplemen seperti immunomodulator bisa dilakukan setiap hari antara delapan hingga 16 minggu.
Seperti diketahui, menjaga sistem imun tubuh saat pandemi Covid-19 bisa ditunjang dengan asupan nutrisi lengkap, gizi seimbang, istirahat cukup, asupan cairan cukup, olahraga dan jika perlu, dan menambahkan suplemen immunomodulator.
"Biasanya, jeda dua minggu sudah cukup. Setelah itu, kita bisa konsumsi kembali suplemen immunomodulator itu," kata Tania seperti yang Suara.com kutip di Antara, Jumat (10/7).
Ia melanjutkan, hal itu dilakukan guna menghindari kemungkinan timbulnya efek samping seperti imunosupresan atau pelemahan sistem imun meski belum ada bukti kuat terkait asumsi tersebut.
Di sisi lain, dokter dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI, Budhi Antariksa berpendapat, suplemen seperti immunomodulator dan multivitamin masih diperlukan di masa normal baru karena tidak ada yang tahu kapan pandemi virus corona Covid-19 berakhir.
Saat ini ada beragam suplemen immunomodulator dengan substansi natural atau subtansi sitentik.
Contoh yang sintentik misalnya vitamin C, vitamin D. Sementara untuk substansi natural, seperti yang mengandung ekstrak Echinacea pupurea dan zinc picolinate.
Di sisi lain, VP Research & Development and Regulatory SOHO Global Health DR. Raphael Aswin Susilowidodo menuturkan, kandungan ekstrak Echinacea purpurea terbukti secara klinis dapat memodulasi atau mengatur sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Studi mengungkapkan, Echinacea dengan dosis lebih tinggi secara signifikan memberikan hasil perbaikan gejala lebih baik versus plasebo maupun echinacea dosis lebih rendah.
Baca Juga: Usia Berapa Anak Bisa Diberi Suplemen dan Vitamin?
Menurut Tania, sekalipun natural, substansi ini aman dikonsumsi sampai empat bulan kemudian dihentikan selama dua minggu dan kembali bisa dikonsumsi setelah itu jika dibutuhkan.
Selain menjaga sistem imun, Budi mengingatkan Anda tetap menaati protokol kesehatan walau kini pemerintah sudah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Saat PSBB diperlonggar, angka kepositifan virus meningkat. Hal yang tadinya sudah sempat menurun, lalu naik lagi. Ini sudah kejadian di Jakarta. Hal itu menjadi pertanda kalau virus berpindah ke orang lain, maka virus itu bermutasi dan bertambah banyak," tutup Budi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!