Suara.com - Sebagai orangtua, wajar jika Anda merasa khawatir atau ketakutan anak mengalami gangguan pertumbuhan ketika melihat pertumbuhan dan perkembangannya tidak secepat anak lain seusianya, mulai dari soal berat badan, tinggi badan, kemampuan motorik, hingga kemampuan berpikirnya.
Ya, setiap orangtua pasti ingin anaknya mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Tapi, bukan berarti Anda harus cemas ketika melihat keterlambatan dalam diri anak. Dikatakan dr. Meita Dwi Utami, Ms.C, Sp.A, ada 2 aspek yang menandakan anak berkembang, yaitu tubuh yang bertumbuh dan bertambahnya fungsi kemampuan tubuh.
Dokter yang juga dosen di FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta itu menyebut dua hal ini bisa terlihat asal anak mendapatkan stimulasi atau dorongan, deteksi, serta intervensi dini yang optimal baik dari orangtua maupun lingkungan.
"Nilai penambahan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala, jika terjadi penambahan tapi tidak memadai disebabkan karena nutrisi tidak adekuat, dan jika gagal tumbuh, anak akan mengalami dampak jangka panjang," ujar dr. Meita melalui rilis yang diterima Suara.com, Selasa (14/7/2020).
Adapun tanda-tanda bayi atau anak yang mengalami gangguan pertumbuhan, yaitu apabila kurva berat badan anak yang ada di buku kesehatan ibu dan anak (KIA) mendatar alias tidak naik maupun turun. Tanda yang lebih parah juga apabila berat badan anak menurun memotong lebih dari 2 garis persentil.
Atau tanda lain adanya degenerasi sistem saraf pusat yang tidak bertumbuh, sehingga kemampuan kognitif atau daya pikir anak tidak bisa berkembang.
Jika tanda-tanda itu sudah terlihat, apalagi terjadi saat usia anak belum menginjak 2 tahun, maka dikhawatirkan terjadinya stunting atau perawakan pendek karena kurang gizi jangka panjang atau malnutrisi kronik akibat asupan gizi yang tidak optimal.
Kondisi ini tidak hanya membahayakan bagi tubuh anak, tapi juga perkembangan kognitif. Anak menjadi tidak mudah menyerap informasi, respons komunikasi yang lambat, dan sebagainya.
Baca Juga: 5 Jenis Sayur Terbaik untuk Anak yang Wajib Moms Siapkan
Maka yang patut dilakukan, pastikan saat kunjungan ke rumah sakit atau bisa juga saat imunisasi, anak diskrining, khususnya di setiap usia 9, 18, 24 atau 30 bulan. Alat skrining memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi dalam mengenali keterlambatan perkembangan dan masalah perilaku.
"Stunting tidak ada obatnya, tindakan terbaik adalah mencegah stunting dengan cara memperbaiki nutrisi ibu, pemberian ASI eksklusif, pemberian MP-ASI (tepat waktu, aman, sesuai tahapan dan berkualitas), penambahan mikronutrien (vitamin A, zat besi, garam beryodium, fortifikasi makanan), serta pemantauan tumbuh kembang balita dan akses air bersih, fasilitas sanitasi dan lingkungan yang bersih," tutup dr. Meita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya