Suara.com - Dylan, anak 11 tahun dari Sheffield, South Yorks memiliki kebiasaan buruk, yakni menggigit kuku. Setelah liburan, Dylan pun mulai tidak enak badan dan khawatir kebiasaan buruknya membuatnya mengalami infeksi serius.
Orang tuanya, Kay Mitchell pun segera membawa anaknya ke dokter umum untuk meresepkan antibiotik. Tetapi, kondisi Dylan terus memburuk.
Kondisi anaknya bagaikan berada di ambang kehancuran, menjerit kesakitan dan mulai berhalusinasi. Kay pun sempat takut kalau anaknya keracunan darah dan segera membawanya ke rumah sakit lagi.
Tapi, Kay Mitchell bingung ketika hasil tes medis mengungkapkan anaknya menderita diabetes tipe 1 yang belum pernah diketahui sebelumnya.
"Saya sempat takut itu sepsis, tidak pernah terlintas dalam pikiran saya kalau itu diabetes. Anakku selalu berteriak kesakitan dan itu terdengar mengerikan," kata Kay dikutip dati The Sun.
Sebelumnya ketika mereka tiba di rumah sakit, Dylan sempat jatuh pingsan dan sangat kesakitan. Di rumah sakit, Dylan memiliki 4 kanula (sebuah tabung plastik kecil, dimasukkan ke dalam vena) di tangannya dan mencoba merobeknya.
"Aku belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya dan itu menakutkan," kata Kay.
Selama ini, Kay yang serotang asisten pengajar mengira anaknya mengeluh kesakitan karena terlalu sering menggigit jarinya. Tapi seminggu kemudian, kondisi Dylan semakin buruk dan terus-menerus mengeluh kesakitan sepanjang malam.
"Dia bangun dengan kesakitan dan kami harus membawanya dengan apa yang terjadi padanya," kata Kay.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Virus Corona Turunkan Usia Harapan Hidup hingga 2 Tahun!
Kay pun membawa Dylan ke Rumah Sakit Anak Sheffield yang mana hasil tesnya menunjukkan kadar gula darahnya sangat tinggi.
Setelah itu diketahui Dylan menderita ketoasidosis diabetik (DKA) ketika tubuh mulai kehabisan insulin. Kondisi ini bisa mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.
Keluarga tidak pernah mengetahui Dylan menderita diabetes tipe 1, salah satu jenis diabetes yang serius yang mana kadar glukosa darah terlalu tinggi karena tak bisa membuat insulin.
Kondisi ini berbeda dengan diabetes tipe 2 yang berhubungan dengan gaya hidup dan sering terjadi pada anak-anak muda. Namun dalam beberapa kasus, diabetes tipe 1 sering tak terdiagnosis hingga mengembangkan DKA.
"Momen itu bagaikan angin puyuh 24 jam bagiku, saya merasakan setiap emosi. Tapi, kami ingin memberi tahu orangtua lain untuk mewaspadai tanda-tanda diabetes pada siapa pun," jelas Kay.
Menurut Kay, Dylan adalah anak yang sehat. Tapi, dokter mengatakan diabetes tipe 1 bisa diderita oleh seorang atlet maupun orang yang hanya bermalas-malasan di sofa. Jika tak ditangani, kondisi ini bisa berakibat fatal. Kay pun sangat bersyukur anaknya bisa terselamatkan setelah menjalani perawatan medis 5 hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia