Suara.com - Sebuah studi menyatakan bahwa meningkatkan konsumsi rata-rata kubis atau mentimun sebanyak 1 gram per hari dapat mengurangi angka kematian negara akibat Covid-19 masing-masing sebesar 13,6 persen atau 15,7 persen.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), studi tersebut dipimpin oleh Jean Bousquet, seorang profesor kedokteran paru di Universitas Montpellier di Prancis. Hasil studi telah diterbitkan secara online di medRxiv.org pada Sabtu (18/7/2020).
"Nutrisi tidak boleh diabaikan sebagai faktor di balik kematian Covid-19," kata Bousquet yang juga mantan ketua Aliansi Global WHO melawan Penyakit Pernafasan Kronis.
Mereka mencatat bahwa Belgia, Inggris, Spanyol, Italia, Swedia, dan Prancis telah mencatat angka kematian Covid-19 tertinggi di dunia. Lebih dari 800 orang meninggal per satu juta orang di Belgia.
Di negara-negara ini, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kematian selain penegakan tindakan penguncian dan iklim adalah konsumsi mereka yang serupa. Negara-negara tersebut bukan pemakan kubis dan mentimun.
Di Prancis, rata-rata orang ditemukan mengonsumsi sekitar 1 gram kubis sehari, sementara di lima negara lainnya, rata-rata kurang dari 5 gram sehari.
Sebaliknya, hampir 30 gram kubis dikonsumsi rata-rata per hari di Latvia, di mana angka kematian dari Covid-19 termasuk yang terendah di dunia, yaitu 16 per juta orang.
Para peneliti menemukan pola yang sama dalam konsumsi mentimun. Di Pulau Siprus, orang-orang juga tidak makan banyak kubis, tetapi lebih dari 30 gram mentimun dikonsumsi rata-rata per hari dan tingkat kematian di Siprus setara dengan Latvia.
Hal ini terkait dengan protein pada manusia yang disebut Nrf2. Sars-Cov-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19, dapat menyebabkan peradangan serius pada pasien yang sakit parah, termasuk menghasilkan partikel oksigen yang merusak.
Baca Juga: Sering Marah-marah, 2 Pasien Gangguan Jiwa Riau Ternyata Positif Corona
Nrf2 dapat mengikat dengan partikel-partikel ini untuk mengurangi kerusakan akibat Covid-19. Sementara kubis dan mentimun memiliki senyawa yang bisa meningkatkan Nrf2.
Studi sebelumnya telah menyatakan bahwa sayuran memiliki senyawa alami curcumin, sulforaphane dan vitamin D yang dapat meningkatkan produksi Nrf2. Mentimun dan kubis memiliki seyawa yang meningkatkan Nrf2 tersebut.
Menurut para peneliti Eropa, itu mungkin berarti orang dengan lebih banyak mentimun dan kol dalam makanan mereka bisa lebih siap untuk melawan virus.
Namun teorinya tidak meluas ke sayuran lain yang diketahui meningkatkan produksi Nrf2.
Studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat, terbatas pada Eropa, dan para peneliti mengingatkan bahwa hasilnya dapat dipengaruhi oleh ketidakpastian seperti kematian yang dihitung secara berbeda di beberapa negara.
"Tetapi ini adalah upaya pertama untuk menghubungkan tingkat kematian dengan konsumsi makanan," catat para peneliti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara