Suara.com - Penyakit tuberkulosis (TB) tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga bisa menginfeksi anak-anak. Pada orang dewasa biasanya TB ditandai batuk berkepanjangan lebih dari 3 minggu. Sedangkan pada anak gejalanya cukup sulit dideteksi.
Biasanya pada anak yang terserang TB akan muncul batuk, demam, lemah, dan berat badan tidak kunjung bertambah. Sayangnya, gejala ini bukan spesifik dari TB karena gejalanya sangat mirip dengan penyakit lain.
Itulah mengapa dokter harus melihat segala kemungkinan, dan yang mempermudah diagnosis adalah bisa diketahui orang sekitar ada yang menderita TB.
Lalu apa akibatnya jika anak terinfeksi TB?
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K) menjelaskan jika pada orang dewasa gejala yang timbul umumnya hanya batuk. Sedangkan dampaknya pada anak bisa jauh lebih berat, bisa berubah pada TB dengan kategori berat.
"Kalau pada anak kemungkinan sakit TB itu jangan dibayangkan seperti orang dewasa, sakit TB itu batuk-batuk di paru saja. Kalau pada anak makin kecil usia anak, maka TB ini akan semakin menjadi TB yang berat," ujar dr. Wahyuni iG LIVE Kemenkes RI, Jumat (24/7/2020).
TB berat ini tidak hanya menyerang paru-paru, tapi juga bisa menginfeksi organ lain dengan bakteri TBC. Seperti misalnya menyerang susunan saraf pusat di otak atau yang lebih dikenal dengan radang otak, lalu terjadi meningitis tuberkulosis.
Organ lainnya pada anak yang sedang berkembang juga bisa terserang TBC, termasuk tulang, organ perut dikenal dengan abdomen. Organ anak yang sedang bertumbuh ini dampaknya bisa terasa hingga ia dewasa membawa penyakit sisa dari infeksi bakteri TBC yang merusak organ tersebut.
"Jadi kita bayangkan kalau anak-anak Indonesia banyak yang terkena TB, adalah TB berat yang nanti setelah sembuh mungkin kita bisa membasmi kumannya, tapi sisa dari penyakitnya tidak akan kembali normal, seperti radang otak, pada tulangnya," ungkap dr. Wahyuni.
Baca Juga: Studi: Kematian HIV, TB dan Malaria Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19
Tidak hanya organ, kekebalan tubuh anak juga sedang bertumbuh tapi sudah terserang bakteri. Alhasil, saat dewasa nanti anak tersebut mudah sakit karena kekebalan tubuh yang sebelumnya tidak bisa bekerja dengan baik.
Ditambah jika anak sudah terserang TB, harus mengkonsumsi obat selama 6 bulan, dan efek samping obat tersebut berpotensi menganggu tumbuh kembangnya. Memastikan anak mengonsumsi obat dengan rutin tanpa terputus juga jadi tantangan tersendiri.
"Seperti obat HIV, TB dan juga banyak penyakit yang membutuhkan pengobata
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya