Suara.com - Covid-19 telah memengaruhi banyak aspek kehidupan, tak terkecuali finansial. Sebab, pandemi Covid-19 telah membuat beberapa bidang usaha bangkrut dan menimbulkan banyak pengangguran.
Menurut penelitian University of Alberta, mereka yang telah kehilangan pekerjaan pun menghadapi masalah lain, yakni obesitas. Dilansir dari Medical Xpress, peneliti menemukan bahwa pandemi Covid-19 akan meningkatkan tingkat obesitas, terutama di antara mereka yang telah kehilangan pekerjaan.
Peneliti psikologi konsumen Jim Swaffield dan rekan peneliti Qi Guo, melakukan percobaan dengan 564 peserta untuk menguji hubungan antara stresor lingkungan dan keinginan untuk makan.
Semua peserta diminta melihat gambar dari 30 item makanan dan kemudian menilai seberapa banyak yang mereka inginkan setiap item. Para peserta lalu disuruh membaca satu dari enam skenario yang menggambarkan kondisi kehidupan seseorang saat ini.
Setiap kisah menampilkan seseorang yang hidup dalam kondisi "aman" atau "keras", dan berputar di sekitar situasi yang melibatkan dukungan sosial , prospek ekonomi atau keselamatan fisik.
Setelah membaca cerita tersebut, para peserta kembali diminta untuk menilai seberapa mereka menginginkan makanan tersebut. Apa yang ditemukan kedua peneliti itu adalah bahwa ketika tekanan finansial meningkat, keinginan untuk makan juga meningkat.
Swaffield menjelaskan bahwa ketika kita stres, tubuh kita menghasilkan hormon stres kosrtisol. Kortisol ini memicu pemompaan darah ke otot-otot besar sebagai persiapan untuk respons fight-or-flight.
Di bawah tekanan, tubuh mengirim sinyal untuk makan lebih banyak dan mengisi bahan bakar. "Ini adalah respons yang berkembang. Dalam kondisi yang keras pada umumnya ada kekurangan makanan," ujarnya.
"Baik hewan maupun manusia secara tidak sadar merasakan atau mengambil isyarat dari lingkungan yang memberi tahu bahwa kondisi mereka memburuk," tambahnya.
Baca Juga: Manfaat Kopi: Turunkan Risiko Kanker, Obesitas, hingga Masalah Jantung
Menanggapi isyarat ini, Swaffied mengatakan banyak hewan mengalami dorongan tak sadar untuk makan berlebihan, membangun inventaris makanan di tubuh seperti beruang sebelum masuk ke hibernasi.
"Pikirkan tentang bagaimana orang merespons ketika krisis Covid-19 pertama kali terjadi. Orang-orang menimbun makanan karena mereka pikir lingkungan menjadi lebih keras," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah