Suara.com - Sejak beberapa negara melonggarkan masa karantina mandiri, semua orang mulai kembali beraktivitas di ruang publik. Mereka pun diminta selalu memakai masker sebagai langkah perlindungan diri dari virus corona Covid-19.
Meski begitu, angka kasus virus corona Covid-19 masih terus bertambah. Sehingga memunculkan pertanyaan apakah pemakaian sarung tangan perlu dipertimbangkan sebagai perlindungan diri sehari-hari.
Dalam bincang House of Lords mengenai peraturan perlindungan diri dari virus corona, Lord Bethell dari Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan pemakaian sarung tangan perlu dipertimbangkan di tengah pandemi virus corona Covid-19 sekarang ini. Karena, pemerintah perlu mempertimbangkan cara mencegah penyebaran dan melindungi masyarakat dari virus.
"Apakah pemerintah telah memiliki pandangan mengenai penggunaan sarung tangan? Kita semua pasti sudah mengikuti panduan mencuci tangan, tapi penggunaan sarung tangan di luar dan dalam ruangan bisa mencegah penularan virus corona," jleas Baroness Mclntosh dari Pickering dikutip dari Express.
Lord Bethell pun menjawab bahwa sampai sekarang belum ada pedoman penggunaan sarung tangan untuk melindungi diri dari virus corona Covid-19.
Saat ini belum ada satu negara di dunia yang merekomendasikan penggunaan sarung tangan bagi masyarakatnya di tengah pandemi virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun tidak menganjurkan penggunaan sarung tangan untuk melindungi diri. Alasannya, mencuci tangan teratur sesuai anjuran lebih efektif membunuh virus daripada memakai sarung tangan.
Karena itu, aturan wajib memakai sarung tangan di tengah pandemi seolah tidak mungkin terjadi. Saat ini, aturan wajib memakai masker pun masih menimbulkan banyak keraguan dan kebingungan.
Beberapa orang tidak yakin memakai masker bisa melindungi dirinya dari virus atau tidak. Meskipun pengguaan masker sudah diwajibkan di ruang publik, termasuk toko, supermarket, transportasi umum.
Baca Juga: Ahli Sebut Semprotan Disinfektan Lebih Efektif Lawan Virus Corona Covid-19
Tapi, John Apter, ketua nasional Federasi Kepolisian Inggris dan Wales mengatakan pasukannya tidak memiliki sumber daya untuk menegakkan hukum secara luas dan menolak seseorang yang tidak memakai masker untuk masuk ke toko atau semacamnya.
"Anggota kami diminta untuk mengawasi semua orang telah melakukan cara hidup baru di tengah pandemi. Kami akan di sana untuk membantu toko menerapkan protokol kesehatan. Tapi, itu hanya sebagai upaya terakhir, karena kami juga tidak memiliki sumber daya banyak," jelas John Apter.
Pasalnya, banyak orang Inggris yang menilai masker hanya sebagai barang bawaan. Sehingga banyak orang tidak memakainya ketika bepergian, kecuali ada perintah tegas dari pemerintah harus memakainya, bukan sekadar saran.
Sebanyak 4 dari 10 orang mengaku tidak pernah memakai masker, karena mereka merasa tidak perlu melakukannya. Alasannya, mereka bisa menjauhkan diri dari lingkungan ramai, bisa mematuhi aturan jarak fisik atau berpergian di area yang tidak tertutup.
Lalu, 1 dari 5 orang mengatakan memakai masker tidak wajib karena mereka lebih paham di mana mereka menempatkan diri. Selain itu, banyak pula yang mengeluhkan ketidaknyamanan ketika memakai masker.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
Terkini
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!