Suara.com - Meluasnya penularan virus Corona Covid-19 disebut ahli virologi akibat banyaknya klaster baru yang tidak bergejala.
Hitoshi Oshitani, profesor virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Tohoku, Jepang, mengatakan kepada DW, salah satu alasan kembali meningkatnya kasus infeksi virus SAR-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 adalah banyaknya jumlah orang yang tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya telah terinfeksi.
"Banyak data menunjukkan bahwa penularan presimptomatik cukup umum, ini menyulitkan pengendalian virus," ujarnya.
Sebuah studi baru-baru ini yang juga ikut ditulis oleh Oshitani di Jepang melacak sejumlah klaster virus corona hingga ke orang-orang muda yang tidak merasa sakit. Studi yang diterbitkan dalam CDC's Emerging Infectious Diseases Journal ini meneliti lebih dari 3.000 kasus di Jepang.
Para peneliti mempersempit studi hingga ke 22 orang yang kemungkinan memulai gugus sebaran virus. Peneliti pun menemukan bahwa setengah dari orang tersebut berusia antara 20-39 tahun.
Yuki Furuse, penulis utama studi ini yang juga adalah asisten profesor virologi di Universitas Kyoto, Jepang, mengatakan temuan ini sangat mengejutkan karena mayoritas kasus virus corona yang dilaporkan di Jepang pada saat itu menginfeksi orang-orang yang berusia 50-an dan 60-an.
Belum jelas apakah faktor sosial atau genetik dan biologis, atau kombinasi dari semuanya yang bertanggung jawab atas penyebaran infeksi antara kelompok yang lebih muda dan lebih tua dalam penelitian ini, kata para penulis.
Pengujian yang lebih luas menunjukkan semakin banyak orang dewasa muda yang menunjukkan hasil positif tes virus corona. Di Seattle, Amerika Serikat, setengah dari kasus infeksi baru ditemukan pada mereka yang berusia antara 20 hingga 30 tahun.
Sejumlah pakar kesehatan masyarakat, salah satunya yaitu Monica Gandhi, profesor kedokteran di University of California, AS, mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 yang sangat cepat di seluruh dunia hanya dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa ada orang-orang yang tidak tampak sakit tetapi sebenarnya menyebarkan virus.
Baca Juga: Sekeluarga Isolasi Usai Adik Positif Covid-19, Maman Sempat Patah Semangat
"Anda pikir Anda sudah tahu siapa yang bergejala, mereka lantas diisolasi dan dikarantina... Tapi cadangan virus ini juga ada pada orang sehat," kata Gandhi.
Hingga kini masih belum jelas seberapa besar potensi penularan dari orang yang tidak menunjukkan gejala, atau berapa banyak kontribusi mereka terhadap penyebaran virus corona. Tidak ada konsensus ilmiah tentang hal ini.
Namun ada konsensus tentang langkah-langkah kebersihan yang telah terbukti efektif memperlambat penyebaran virus corona, seperti mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak fisik dan mengenakan masker. Langkah-langkah ini harus menjadi prioritas, ujar Oshitani.
Sementara menurut Gandhi, pandemi hanya bisa dikendalikan dengan menggunakan masker.
"Anda mungkin bertanya, 'Apa yang bisa kami lakukan jika ada orang yang mengidap virus corona berkeluyuran dengan bebas dan mereka merasa sangat sehat?'," Kata Gandhi.
“Anda memakai masker di area yang diperkirakan adalah gudang virus bahkan jika Anda merasa baik-baik saja. Itu adalah strategi paling efektif," ujarnya.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan