Suara.com - Pandemi virus corona Covid-19 telah menimbulkan keresahan. Namun di sisi lain, banyak pula yang mempercayai informasi tidak benar alias hoaks terkait virus corona, baik dalam bentuk disinformasi maupun misinformasi.
Selebriti, politisi maupun kelompok dengan pengikut media sosial terbesar (influencer) pun disebut menjadi distributor utama disinformasi terkat virus corona Covid-19 ini.
Dilansir dari laman resmi UNESCO, disinformasi adalah informasi yang salah dan sengaja dibuat untuk menyakiti seseorang, kelompok sosial, organisasi maupun negara.
Seiring berkembangnya zaman, informasi mengenai kebenaran, disinformasi, mal-informasi dan informasi yang salah sering tanpa disadari disebarkan melalui media sosial.
Pada kasus pandemi ini, sebuah studi yang dilansir dari The Guardian berusaha mengungkapkan fakta bahwa kantor berita atau sejenisnya harus bersaing dengan para influencer dalam menyebarkan informasi mengenai virus corona Covid-19, terutama dalam hal jangkauan.
Contohnya, kasus Aktor Woody Harrelson dan penyanyi MIA yang telah mendapat banyak kritik setelah berbagi klaim tak berdasar tentang dugaan adanya hubungan antara jaringan 5G dengan pandemi virus corona Covid-19.
Hoaks mengenai hubungan antara jaringan 5G dengan virus corona Covid-19 semakin jadi pusat perhatian, ketika warga Inggris mulai merusakkan tiang telepon seluler dalam beberapa hari terkahir.
Akibatnya, ada sejumlah kekhawatiran yang berkembang bahwa disinformasi online mengenai virus corona Covid-19 dapat menyebabkan dampak kesehatan secara nyata.
Penelitian oleh Institute Reuters Oxford untuk studi jurnalisme pun menemukan bahwa politisi, selebriti dan tokoh publik lainnya bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi palsu atau tidak akurat mengenai virus corona Covid-19 sebesar 20 persen.
Baca Juga: Cara Bedakan Tumor atau Kanker Saat Ada Benjolan Baru di Tubuh
Bahkan tingginya jabatan mereka bertanggung jawab menyebarkan hoaks mengenai virus corona Covid-19 sebesar 69 persen dari total penyebaran yang melibatkan media sosial.
Karena, platform media sosial telah bergerak lebih cepat daripada lini massa lainnya. Sehingga disinformasi tentang virus corona Covid-19 pada kelompok tokoh publik, aktor dan penghibur dengan jutaan followers lebih mungkin terjadi.
"Sejumlah kecil orang ini memiliki jangkauan luas untuk konten yang mereka serbarkan. Klaim paling umum berkaitan dengan kebijakan dan tindakan otoritas publik," kata Scott Brennen, seorang peneliti di Institut Reuters.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone