Suara.com - Penyakit parkinson adalah suatu kondisi yang menyebabkan otak semakin rusak dari waktu ke waktu. Anda bisa berisiko mengalami kondisi neurodegeneratif jika Anda mulai mengeluarkan lebih banyak urine tanpa alasan jelas.
Penyakit parkinson ini disebabkan oleh hilangnya sel-sel saraf di bagian otak tertentu. Sel-sel saraf ini digunakan untuk membantu mengirim pesan antara otak dan sistem saraf.
Gejala penyakit parkinson cenderung berkembang secara bertahap dan biasanya ringan. Salah satu tanda peringatan utama penyakit Parkinson adalah buang air kecil lebih sering dari biasanya. Yayasan amal Parkinson's Foundation, mengatakan keseringan buang air kecil atau urine biasanya adalah gejala umum dari kondisi neurodegeneratif.
Sebanyak 40 persen dari semua pasien parkinson mengembangkan jenis masalah kemih. Beberapa orang mengaku buang air kecil lebih sering daripada biasanya.
Seseorang yang mengalami perubahan terus-menerus pada kebiasaan buang air kecil, maka harus segera mengonsultasikannya dengan dokter. Apalagi perubahan buang air kecil itu terjadi selama 3 minggu atau lebih.
"Penyakit parkinson memiliki banyak ciri yang hampir tidak berhubungan dengan gerakan. Studi terbaru menunjukkan bahwa 30-40 persen orang dengan Parkinson mengalami kesulitan buang air kecil," kata yayasan amal itu dikutip dari Express.
Terlepas dari frekuensi disfungsi urine, inkontinensia urine sebenarnya relatif jarang terjadi. Gejala-gejala kemih paling umum dialami oleh orang dengan parkinson.
"Gejala kemih ini termasuk sering buang air kecil, kesulitan menunda buang air kecil dan rasa urgensi kemih," jelasnya.
Tapi, keseringan buang air kecil bukan berarti Anda menderita penyakit parkinson. Buang air kecil yang berlebihan bisa disebabkan oleh sejumlah faktor termasuk minum lebih banyak cairan daripada biasanya.
Baca Juga: Benarkah Suhu Panas Bisa Membunuh Virus Corona?
Kebiasan buang air kecil lebih sering bisa jadi tanda parkinson bila disertai gejala umum lainnya. Adapun tanda umum penyakit parkinson, termasuk tremor, gerakan lambat dan kekakuan otot.
Berita Terkait
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
BNNK Tangerang Bakal Sasar Seluruh ASN Tes Urine Secara Acak, Ada Apa?
-
Gebrakan Komjen Suyudi: 'Rumah' BNN Dibersihkan Dulu, 242 Pejabat Ikuti Tes Urine
-
Gebrakan Jenderal Suyudi Mendadak Tes Urine Pejabat BNN: Lawan Narkoba Dimulai dari Diri Sendiri
-
Belum Tentu Sehat, Urine Bening Bak Air Bisa Jadi Indikator Penyakit Tertentu
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global