Suara.com - Para peneliti di Inggris menguji penggunaan Abatacept, obat yang biasa digunakan untuk arthritis sebagai perawatan orang dengan diabetes tipe 1. Para peneliti berharap obat ini bisa digunakan untuk umum dalam empat hingga lima tahun ke depan.
"Kami telah menemukan sesuatu yang baru dan jika dapat bertahan dengan pengujian lebih lanjut, maka ini adalah paradigma yang berpotensi menjadi pengobatan penting," ujar Profesor Lucy Walker, dari University College London, seperti yang dikutip dari The Sun.
Walker mengatakan, pengujian Abatacept pada orang dengan diabetes tipe 1 disebut tak hanya memperlambat perkembangan penyakit namun juga mencegah risiko komplikasi.
"Ini hal yang cukup besar jika Anda dapat menekan penyakit karena tidak hanya memperlambat perkembangan tetapi juga mengurangi risiko komplikasi,: imbuhnya.
Komplikasi diabetes bisa sangat beragam yakni seperti kebutaan, borok kaki, gangren yang membutuhkan amputasi, dan gagal ginjal.
Melansir dari Insider, sekitar 5-10 persen penderita diabetes digolongkan sebagai tipe 1. Diabetes tipe 1 adalah ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin sendiri. Jadi, para pasien harus diobati dengan suntikan insulin atau pompa insulin yang diberikan setiap hari.
Jenis diabetes ini lebih sering didiagnosis selama masa kanak-kanak atau remaja daripada orang dewasa.
"Para peneliti belum mengetahui penyebab pasti diabetes tipe 1," kata Arnold Saperstein, MD, FACP, seorang ahli endokrinologi dan kepala medis di Cecelia Health pada Insider.
Banyak yang percaya penyakit ini mungkin disebabkan oleh reaksi autoimun di mana tubuh menyerang sel-selnya sendiri sehingga tidak dapat memproduksi insulin.
Baca Juga: Sama Berisikonya, Apa Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan 2?
Namun, ada hal lain yang dapat meningkatkan risiko diabetes, yakni faktor keturunan serta riwayat infeksi virus seperti enterovirus yang biasanya menunjukkan gejala pernapasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern