Suara.com - Mutasi virus corona ditemukan baru-baru ini di Malaysia. Dari mutasi itu disebut bahwa virus corona jadi 10 kali lipat lebih menular.
Menanggapi hal itu, pakar kesehatan di China Yang Zhanqiu menganggap wajar mutasi tersebut.
"Adalah hal yang normal sebuah virus bermutasi di berbagai negara berbeda dan bahkan di beberapa wilayah di satu negara karena virus itu beradaptasi dengan DNA warga dan lingkungan setempat," kata Wakil Kepala Jurusan Biologi Patogen Wuhan University itu dikutip media resmi China, Selasa. Demikian seperti dikutip dari ANTARA.
Oleh karena itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati, terhadap mutasi yang dinamakan D614G.
Kasus serupa juga terjadi di India dan Jepang sehingga menjadi perhatian masyarakat internasional di tengah berlangsungnya uji coba vaksin Covid-19 dan kasus positif sudah mencapai angka 22 juta itu.
Menurut Yang, satu alur penularan bisa membentuk alur baru jika lebih dari 20 persen genetiknya bermutasi sehingga dapat menyebabkan vaksin kehilangan efektivitasnya. Namun dia buru-buru menyatakan kemungkinan tersebut sangat rendah.
Mutasi tersebut tidak akan mengubah kemanjuran sebuah obat, tegas Yang lagi.
Pada 12 Agustus, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan oleh Institut Penyakit Menular Nasional Jepang juga menunjukkan bahwa sejak akhir Mei, virus corona versi mutasi yang sebelumnya tersebar luas di Eropa merambah Jepang.
Sebagian besar pasien yang baru-baru ini dikonfirmasi positif di Jepang diyakini telah terinfeksi virus akibat mutasi itu, demikian media lokal Jepang.
Baca Juga: Bayi Belum Genap Seminggu Positif Covid-19, DIY Tambah 16 Kasus Baru
Satu tim peneliti genomik mengidentifikasi 73 jenis virus corona di Odisha, India, setelah melacak 1.536 sampel, termasuk 752 sampel klinis, seperti dilaporkan media India.
Para ahli di China berupaya menenangkan masyarakat dengan menjelaskan bahwa pertama, mutasi tidak serta-merta memengaruhi lokasi target vaksin dan kedua, vaksin eksperimental saat ini biasanya mencakup lebih dari satu lokasi target untuk memastikan kemanjurannya.
Mereka juga mendesak kebijakan antiwabah diperketat, terutama terhadap kasus-kasus impor.
Kalau China gagal mengendalikan pandemi ini, maka mutasi akan lebih marak di China, demikian Yang.
Dalam penelitian terdahulu, virus yang mengandung D614G telah menyebar di Eropa pada awal Februari dan kemudian membentuk alur penularan di seluruh dunia.
Alur penularan tersebut biasanya bermutasi ke berbagai jenis sel manusia, termasuk sel dari paru-paru, hati dan usus besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis