Suara.com - Saat ini belum ada vaksin atau obat yang disetujui untuk melawan virus corona Covid-19. Tapi, akupuntur dipercaya bisa menawarkan bantuan bagi pasien virus corona Covid-19.
Sebuah studi baru dari Harvard Medical School menemukan bahwa akupuntur bisa membantu meredakan peradangan pada tikus.
Praktik tradisional Tiongkok ini memengaruhi kemampuan hewan pengerat untuk mengatasi badai sitokin, yakni respons kekebalan yang terlalu agresif sampai menyebabkan peradangan paru-paru, pneumonia dan kematian pada beberapa pasien virus corona Covid-19.
Sekarang ini, sejumlah obat sedang diuji untuk mencoba dan memadamkan reaksi yang mematikan. Tapi, para peneliti Harvard mengatakan praktis tradisional Tiongkok tersebut bisa menjadi solusi di tengah pandemi virus corona Covid-19.
"Informasi ini menggembirakan. Hal yang sangat menyenangkan ketika studi Barat mendukung sistem pengobatan akupuntur kuno dan pengobatan tradisional Tiongkok," kata Sara Reznikoff, ahli akupuntur dikutip dari Fox News.
Di sisi lain, temuan mengenai akupuntur bisa membantu pasien virus corona Covid-19 juga bukan hal yang mengejutkan.
Sara Reznikoff mengatakan akupuntur sangat bagus untuk memicu kemampuan penyembuhan bawaan tubuh, membantu peradangan dan menenangkan sistem saraf.
"Saya telah melihat hasil yang luar biasa dalam praktis saya merawat pasien dengan gejala virus corona Covid-19. Saya senang akupuntur bisa dipertimbangkan sebagai metode melawan virus corona Covid-19," jelasnya.
Sementara temuan tersebut relevan, tapi metode akupuntur juga bisa memiliki implikasi lama setelah dunia pulih dari pandemi virus corona Covid-19.
Baca Juga: Paru-paru Rusak karena Virus Corona, dr Sulis Bayusentono Meninggal
Badai sitokin dalam tubuh telah menjadi perhatian utama sebagai komplikasi virus corona Covid-19 yang parah. Tetapi, reaksi kekebalan yang menyimpang ini bisa terjadi dalam infeksi apapun.
Kondisi ini biasanya disebut dokter sebagai ciri sepsis, kerusakan organ dan masalah kesehatan faktal lainnya. Badai sitokin juga juga termasuk resposn inflamasi terhadao infeksi.
Studi lain mendeskripsikan istilah badai sitokin ini memunculkan gambaran jelas dari sistem kekebalan yang kacau dan respons peradangan yang tidak terkendali.
Dalam studi baru, para peneliti menemukan bahwa tikus yang mengalami badai sitokin memiliki peluang bertahan hidup 40 persen lebih besar saat diobati dengan elektroakupuntur.
Selain itu, akupuntur juga bisa bekerja dengan baik sebagai praktik pencegahan. Tikus yang diobati dengan akupuntur sebelum mengembangkan badai sitokin mengalami tingkat peradangan yang lebih rendah dan tingkat kelangsungan hidupnya meningkat dari 20 menjadi 80 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak