Suara.com - Pada fase awal penyebaran virus corona, Korea Selatan memiliki jumlah kasus SARS-CoV-2 tertinggi di luar China. Meskipun demikian, para ahli memuji negara ini dengan respons yang sangat sukses terhadap pandemi.
Melansir dari Medical News Today, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The American Review of Public Administration memberikan analisis tentang bagiaman Korea Selatan menghadapi pandemi virus corona dengan baik.
Dalam artikel penelitian terbaru itu, Jongeun You, mahasiswa doktoral di Universitas Colorado Denver menganalisis informasi tentang tanggapan Korea Selatan terhadap pandemi. Berikut adalah beberapa langkah Korea Selatan yang bisa menjadi refleksi negara lain dalam menghadapi Covid-19, antara lain:
Kesiapan Menghadapi Penyakit Menular
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea (KMHW) memiliki perencanaan penangan penyakit menular yang mereka perbarui setiap 5 tahun. Rencana ini tidak hanya merinci bagaimana negara harus menanggapi wabah penyakit menular tetapi juga memastikan bahwa negara tersebut memiliki sumber daya dan struktur yang siap untuk menanggapi wabah kapan saja.
Wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) pada 2015 dan 2018 juga membantu KMHW mengidentifikasi area-area yang memerlukan penguatan rencana tersebut. Hasilnya, mereka memperjelas tanggung jawab unit pemerintah dan memperbaiki prosedur operasi dalam menanggapi wabah penyakit menular.
Dengan begitu, Korea Selatan dapat dengan cepat mengidentifikasi area yang paling terdampak virus dan mengalirkan sumber daya ke area ini untuk membantu menekan penyebarannya.
Kolaborasi Sektor Swasta
Pengujian yang menjadi kunci dalam mengidentifikasi pasien bisa dilakukan secara besar-besaran di Korea Selatan. Hal ini tidak luput dari kolaborasi apik antara pemerintah dan sektor swasta.
Baca Juga: IDI Rilis 80 Dokter Meninggal Karena Covid-19, Ini Kata Mantan Menkes Nila
KMHW dengan cepat mengembangkan prosedur pengujian yang efektif. Kemudian diteruskan empat perusahaan swasta domestik yang dengan cepat dapat memproduksi kit pengujian. Kit pengujian selanjutnya didistribusikan ke pemerintah pusat dan daerah.
Pelacakan kontak
Korea Selatan menggunakan sumber daya yang signifikan untuk pelacakan kontak di mana memberi tahu setiap individu jika mereka telah melakukan kontak dengan siapa pun yang tertular SARS-CoV-2. Prosedur ini membantu mengurangi penyebaran virus.
Pemerintah juga mempublikasikan pergerakan orang-orang yang telah tertular virus sehingga siapapun dapat memeriksa lokasi penyebarannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia