Suara.com - Sebuah studi menyatakan lebih banyak mengungkapkan curahan hati atau curhat pada orang lain disebut bisa mencegah depresi. Sementara keseringan tidur siang dan telalu lama menonton tv malah sering dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi.
Melansir dari Medical News Today, studi ini telah diterbitkan pada The American Journal of Psychiatry. Dalam studi ini para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston menganalisis data lebih dari 100.000 peserta di UK Biobank.
Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan depresi adalah penyebab utama masalah mental. Menurut WHO setidaknya ada 264 juta orang yang menderita kondisi tersebut.
"Penelitian kami memberikan gambaran paling komprehensif hingga saat ini tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi risiko depresi," kata penulis utama Karmel Choi, Ph.D., seorang peneliti psikiatri di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan.
Choi dan koleganya berfokus pada 106 faktor yang dapat memengaruhi risiko depresi orang. Risiko depresi ini merega bagi menjadi tiga kategori. Pertama Gaya hidup yang meliputi olahraga, pola tidur, penggunaan media, dan diet.
Kedua masalah sosial yang termasuk dukungan dan keterlibatan sosial. Sementara kategori ketiga adalah lingkungan yang meliputi polusi dan akses ke ruang hijau.
“Faktor yang paling menonjol dari faktor-faktor ini adalah frekuensi curhat kepada orang lain dan juga kunjungan dengan keluarga serta teman yang semuanya berefek dalam perlindungan pada depresi,” kata penulis senior Jordan Smoller, MD, seorang peneliti psikiatri di Rumah Sakit Umum Massachusetts.
“Faktor-faktor ini lebih relevan sekarang daripada sebelumnya apalagi pada saat jarak sosial dan memisahkan diri dari teman dan keluarga,” tambahnya.
Menurut penelitian, curhat pada orang lain tampaknya mengurangi risiko depresi hingga 24 persen. Hubungan sosial secara umum bahkan memberikan perlindungan pada orang-orang yang sudah berisiko lebih tinggi mengalami depresi karena genetika atau trauma masa kecil.
Baca Juga: Studi: Hubungan Sosial Bisa Jadi Pelindung Diri dari Depresi
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh