Suara.com - Kasus diabetes tipe 1 di antara anak-anak dalam sebuah penelitian kecil di Inggris hampir dua kali lipat selama puncak epidemi Covid-19 di Inggris.
Kondisi ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara dua penyakit yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut, kata para ilmuwan pada hari Selasa.
Meskipun penelitian ini hanya didasarkan pada beberapa kasus, ini adalah yang pertama menghubungkan Covid-19 dan diabetes tipe 1 onset baru pada anak-anak dan dokter harus mewaspadai, kata para peneliti Imperial College London.
"Analisis kami menunjukkan bahwa selama puncak pandemi, jumlah kasus baru diabetes tipe 1 pada anak-anak sangat tinggi di dua rumah sakit (yang kami pelajari) dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Karen Logan, yang memimpin penelitian dilansir dari New York Post.
“Saat kami selidiki lebih lanjut, beberapa dari anak-anak ini mengidap virus korona aktif atau sebelumnya pernah terpapar virus.”
Logan mengatakan laporan sebelumnya dari China dan Italia telah mencatat bahwa anak-anak didiagnosis di rumah sakit dengan diabetes tipe 1 onset baru selama pandemi.
Studi ini, yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care, menganalisis data dari 30 anak di rumah sakit London yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 onset baru selama puncak pertama pandemi - sekitar dua kali lipat kasus yang terlihat pada periode ini di tahun-tahun sebelumnya.
Dua puluh satu anak dites Covid-19 atau menjalani tes antibodi untuk melihat apakah mereka terpapar virus - dan lima dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru.
Diabetes tipe 1 menyebabkan sel penghasil insulin di pankreas dihancurkan, mencegah tubuh memproduksi cukup insulin untuk mengatur kadar gula darah. Tim Imperial mengatakan satu penjelasan yang mungkin mungkin bahwa protein lonjakan virus corona baru mungkin menyerang sel pembuat insulin di pankreas.
Baca Juga: Pandemi Membuat Jutaan Perempuan Kehilangan Akses Kontrasepsi dan Aborsi
“Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah ada kaitan yang pasti,… tapi sementara itu kami berharap dokter akan memperhatikan hal ini,” kata Logan.
Sebelumnya Covid-19 sendiri memang dihubungkan dengan sejumlah penyakit dan masalah kesehatan. Penyakit yang pertama ditemukan di China ini sempat menyerang otak, belakangan juga merusak indera penciuman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!