Suara.com - Hubungan kondisi cuaca dengan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, telah dipelajari sejak tahap awal pandemi.
Studi pertama, yang diterbitkan dalam Rapid Communication, berfokus pada wilayah Greater Sydney dan menemukan hubungan antara kelembapan yang lebih rendah, atau "udara yang lebih kering", dan peningkatan penularan virus di komunitas.
Sekarang, studi kedua, yang diterbitkan dalam Transboundary and Emerging Diseases minggu ini, dan dilakukan oleh tim yang sama, mengonfirmasi risiko ini.
Penelitian tersebut dipimpin oleh Profesor Michael Ward, seorang ahli epidemiologi di Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan Sydney di Universitas Sydney, dan dua peneliti dari lembaga mitra mereka Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Fudan di Shanghai, China.
Penelitian yang dipublikasikan dan ditinjau sejawat ini adalah yang kedua untuk menyelidiki kondisi cuaca dan penularan virus di Australia, dan menemukan berkurangnya kelembapan di beberapa wilayah berbeda di Sydney yang secara konsisten dikaitkan dengan peningkatan jumlah kasus. Namun, hubungan yang sama tidak ditemukan untuk faktor cuaca lainnya, termasuk curah hujan, suhu dan angin.
"Studi kedua ini menambah bukti yang berkembang bahwa kelembaban adalah faktor kunci dalam penyebaran [virus] Covid-19," kata Ward dalam rilis berita.
Udara kering tampaknya mendukung penyebaran Covid-19, artinya waktu dan tempat menjadi penting, tambahnya. "Bukti yang terkumpul menunjukkan bahwa iklim adalah faktor dalam penyebaran Covid-19, meningkatkan kemungkinan wabah penyakit musiman."
Tim memperkirakan bahwa akibat penurunan kelembapan relatif sebesar 1 persen kasus SARS-CoV-2 dapat meningkat sebesar 7-8 persen
Menurut Ward, faktor biologis bertanggung jawab atas penularan virus di udara.
Baca Juga: 3 Aktor Korea Positif Corona, Ini Daftarnya
“Saat kelembapan lebih rendah, udaranya lebih kering dan membuat aerosol mengecil,” ujarnya.
Virus telah dipastikan menyebar melalui tetesan pernapasan, sementara penularan aerosol masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Sebelumnya dikabarkan bahwa tetesan lebih besar dari aerosol dan menempuh jarak yang relatif pendek, sedangkan aerosol dapat terakumulasi di area yang berventilasi buruk dan terbawa arus udara.
"Saat Anda bersin dan batuk, aerosol infeksius yang lebih kecil itu dapat bertahan di udara lebih lama. Itu meningkatkan keterpaparan pada orang lain. Ketika udara lembab dan aerosol lebih besar dan berat, mereka jatuh dan menghantam permukaan lebih cepat," Ward menjelaskan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya