Suara.com - Meskipun banyak orang terjebak di rumah dengan pasangannya akibat pandemi, virus corona justru membuat perempuan ogah untuk punya anak.
Dilansir dari New York Post, sebuah penelitian menemukan bahwa sepertiga perempuan menginginkan lebih sedikit anak dan menunda kehamilan akibat COVID-19. Survei terbaru itu dilakukan oleh organisasi penelitian kesehatan reproduksi Guttmacher Institute.
Dalam sebuah survei terhadap lebih dari 2.000 perempuan cisgender berusia 18-49 tahun, lebih dari 40 persen mengatakan bahwa mereka telah mengubah rencana mengenai kapan dan berapa banyak anak yang harus dimiliki sebagai akibat langsung dari pandemi.
“Sebaliknya, 17 persen wanita ingin memiliki anak lebih cepat atau ingin memiliki lebih banyak anak karena pandemi virus corona,” tulis penulis laporan.
Perubahan preferensi dalam keluarga berencana tidak hanya mengikuti penyebaran global penyakit mematikan, tetapi juga runtuhnya ekonomi dan rekor tingkat pengangguran - faktor-faktor yang tidak membuat perempuan berharap untuk masa depan.
"Kekhawatiran terkait pandemi tentang keuangan dan stabilitas pekerjaan, serta kegelisahan umum tentang masa depan, mungkin mengubah perasaan perempuan tentang memiliki anak," tulis para penulis.
Kelompok minoritas, mereka yang status keuangannya kurang stabil dan perempuan queer adalah yang paling terkena dampak pandemi dalam hal tujuan melahirkan anak.
Perempuan Hispanik, kulit hitam dan queer dan mereka yang memiliki pendapatan rumah tangga di bawah tingkat kemiskinan federal mengatakan mereka menginginkan lebih sedikit anak atau menunda kehamilan pada tingkat yang lebih tinggi daripada rekan-rekan kulit putih, heteroseksual dan lebih kaya.
“Mengingat kesulitan ekonomi dan ketidakpastian berdampak negatif pada niat kesuburan, tidak mengherankan juga bahwa wanita kulit hitam, Hispanik, dan berpenghasilan rendah lebih cenderung melaporkan perubahan ini, karena kelompok-kelompok tersebut paling terpukul oleh pandemi,” Profesor ekonomi dari Notre Dame University, Kasey Buckles.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Dinkes Jateng Klaim Ada Kesalahan Data di Pusat
“Perbandingan luas berdasarkan orientasi seksual ini mungkin menyamarkan fakta bahwa tantangan ekonomi juga membuat bagian tertentu dari komunitas queer cenderung tidak memiliki anak karena mereka tidak mampu untuk hamil atau membesarkan anak,” kata ekonom Universitas Massachusetts Amherst Lee Badgett.
Secara signifikan, sebagai akibat dari perubahan ini, beberapa laporan memperkirakan bahwa kelahiran di Amerika bisa turun hingga setengah juta pada tahun 2021.
Dampak negatif pada melahirkan anak secara historis konsisten: Selama Resesi Hebat 2008, wanita juga melaporkan keinginan yang berkurang untuk memiliki anak, membuat tingkat kesuburan nasional menurun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia