Suara.com - Masih adanya iklan rokok di televisi disebutkan pakar menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah perokok anak di Indonesia.
Peneliti Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS) Universitas Indonesia Renny Nurhasana menyoroti keberadaan iklan rokok di televisi di Indonesia.
Pasalnya belum ada peraturan tentang laranan iklan rokok di televisi.
"Yang paling penting adalah di televisi masih bisa melihat iklan rokok. Negara mana yang masih ada iklan rokoknya di Indonesia yang masih ada. Jadi kita belum ada peraturan sedangkan anak-anak itu masih masih banyak menonton televisi jadi disitu peraturannya belum saja," ucap Renny dalam diskusi bertajuk Pandemi, Harga Cukai dan Naiknya Perokok Anak, Sabtu (5/9/2020).
Renny juga menilai belum optimalnya pelaksanaan pembatasan rokok di Kawasan Tanpa Rokok.
"Dari analisa kami, bahwa memang terbatas. Kalau melihat secara praktek nya belum. Jadi secara teori sudah ada peraturan-peraturannya, namun pelaksanaan di lapangan belum terbatas," ujar
Kemudian soal aturan KTR, Perdanya belum diimplementasikan di lapangan
"Jadi kita lihat Kawasan Tanpa Rokok, KTR masih berupa perda, belum sampai pelaksanaan sampai di lapangan," ucap dia.
Karena itu Renny meminta semua pemangku kepentingan untuk bergerak untuk menyelesaikan permasalahan meningkatnya perokok anak.
Baca Juga: Catat! Ini Dua Faktor yang Membuat Jumlah Perokok Anak Meningkat
Selain itu PKJS mendorong menaikkan harga rokok, larangan iklan rokok untuk mencegah peningkatan perokok anak.
"Jadi kalau dibilang semua stakeholder harus gerak ya, karena memang tidak bisa dari instrumen untuk yang ada KTR atau dari periklanan, japi juga dibantu dengan harga rokok yang mahal. Jadi memang banyak sekali multi-stakeholder kata penyelesaikan masalah ini," katanya.
Berita Terkait
-
Catatan Akhir Tahun: Industri Rokok Kian Terang-Terangan Melobi Pemerintah
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Usai Ancam Bekukan Bea Cukai, Purbaya: Sekarang Lebih Aktif Razia, Hampir Sulit Disogok
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental