Suara.com - Pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jakarta melarang restoran dan tempat makan untuk bisa makan di tempat. Aktivitas tersebut dinilai berisiko menularkan virus corona karena berkumpul di suatu ruangan tertutup.
Ada juga yang beranggapan bahwa tidak masalah untuk makan di restoran asal di ruang terbuka. Tapi, anggapan itu juga ternyata keliru.
Dilansir dari Medical Daily, sbuah laporan baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menemukan bahwa makan di luar dikaitkan dengan peningkatan kasus positif Covid-19.
"Orang-orang dengan hasil tes SARS-CoV-2 positif kira-kira dua kali lebih mungkin dilaporkan makan di restoran daripada mereka yang hasil tes SARS-CoV-2 negatif."
Para peneliti membandingkan orang yang tidak memiliki Covid-19 dengan orang yang memilikinya. Mereka menemukan bahwa orang yang menderita Covid-19 dua kali lebih mungkin untuk makan di restoran dalam 2 minggu sebelumnya.
Dua minggu adalah angka yang signifikan karena diperlukan waktu hingga 14 hari untuk menunjukkan gejala setelah infeksi.
Mereka yang makan di restoran, tetapi tetap berada di teras percaya bahwa itu lebih aman, ini tetap bukan kabar baik. CDC mendefinisikan restoran sebagai "tempat duduk di dalam, teras, dan di luar ruangan".
Beberapa dari mereka yang tertular Covid-19 tahu tentang kontak dekat, tetapi yang lainnya tidak. Ketika para peneliti fokus pada kelompok terakhir ini, mereka menemukan orang-orang ini hampir 3 kali lebih mungkin pergi ke restoran dan 4 kali lebih mungkin pergi ke kedai kopi atau kafe.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa pajanan dan aktivitas di mana penggunaan masker dan jarak sosial sulit dipertahankan, termasuk pergi ke tempat-tempat yang menawarkan makan atau minum di tempat, mungkin menjadi faktor risiko penting untuk tertular COVID-19."
Baca Juga: Kabar Duka, Dokter di Bekasi Meninggal Dunia Akibat Corona
Orang-orang yang diteliti di sini tidak ditanyai tentang perilaku mereka, seperti memakai masker.
Jadi, bahkan bagi orang yang masih berencana pergi ke restoran dan minum kopi, memilih jarak sosial, memakai masker, dan mempraktikkan kebersihan yang baik, tetap penting. Tapi, akan lebih baik jika makanan itu di makan di rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?