Suara.com - Azritomisin adalah antibiotik yang sedang diselidiki untuk pengobatan pasien virus corona Covid-19. Hubungan antara azitromisin dengan kesehatan jantung juga telah diselidiki.
Pada 2012 silam, FDA mengeluarkan peringatan yang menyatakan bahwa azitromisin berkaitan dengan masalah jantung. Namun, penelitian selanjutnya memberikan hasil yang beragam.
Para peneliti dari University of Illinois Chicago telah menemukan bahwa azitromisin berkaitan dengan peningkatan masalah jantung.
Bila obat itu dikonsumsi dengan obat lain yang memengaruhi fungsi listrik jantung, maka risiko masalah jantung juga meningkat.
"Temuan kami mestinya membuat para peneliti dan dokter mempertimbangkan azitromisin sebagai pengobatan potensial untuk pasien virus corona Covid-19," kata Haridarshan Patel, seorang peneliti di departemen sistem farmasi, di UIC College of Pharmacy, dikutip dari Times of India.
Patel dan timnya menemukan bahwa azitromisin yang diminum bersama dengan obat lain akan memengaruhi impuls listrik jantung. Kombinasi itu terkait dengan peningkatan 40 persen masalah jantung, termasuk pingsan, jantung berdebar-debar dan serangan jantung.
Menurut studi yang dipublikasikan di JAMA Network Open, obat yang memengaruhi impuls listrik jantung, khususnya interval dalam ritme elektrik, disebut interval QT atau pemanjangan QT.
Obat ini termasuk obat tekanan darah, seperti ACE inhibitor dan beta-blocker, beberapa antidepresan dan anti-malaria, seperti hydroxychloroquine dan chloroquine.
"Karena obat-obat perpanjangan QT digunakan begitu umum. Maka, temuan kami menyarankan bahwa dokter yang meresepkan azitromisin harus memastikan pasien juga tidak menggunakan obat perpanjangan QT," jelasnya.
Baca Juga: Studi Terbaru: Pembasmi Gulma Bisa Bunuh Virus Corona dalam 10 Detik
Dalam studi sebelumnya, Patel dan rekan menemukan bahwa satu dari lima orang yang diresepkan azitromisin juga mengonsumsi obat yang memperpanjang QT.
Studi sebelumnya mengamati hubungan azitromisin dan masalah jantung dengan meneliti populasi tertentu yang cenderung lebih tua dan memiliki lebih banyak masalah kesehatan.
Risiko masalah jantung akibat azitromisin ini juga dibandingkan dengan penggunaan amoksisilin, antibiotik lain yang tidak pernah dikaitkan dengan masalah jantung dan tidak berdampak pada interval QT.
Para peneliti melihat data lebih dari 4 juta pasien yang terdaftar dalam rencana asuransi kesehatan swasta di rumah sakit. Mereka juga mengunjungi pasien penyakit jantung di UGD antara 2009 hingga 2015 yang mulai mengonsumsi amoksisilin atau azitromisin dalam 5 hari setelah kunjungan.
Hasilnya, ada sekitar 2 juta episode di setiap kelompok. Masalah jantung biasanya termasuk aritmia ventrikel, pingsan, palpitasi, dan henti jantung hingga kematian.
"Obat-obatan sering kali memperpanjang interval QT, tapi tidak membuat masalah jantung sembuh dari waktu ke waktu. Kami melihat kejadian yang menyebabkan kunjungan gawat darurat atau rawat inap dalam penelitian ini," kata Patel.
Namun, risiko kejadian jantung 40 persen lebih tinggi di antara pasien yang memakai pengobatan perpanjangan QT dan azitromisin secara bersamaan dibandingkan dengan kelompok amoksisilin.
Sebab, obat-obat pemanjangan QT dan azitromisin bergitu umum diresepkan. Meski jarang, risiko masalah jantung akibat kombinasi itu juga termasuk kondisi serius.
Maka dari itu, studi yang mengamati penggunaan azitromisin untuk melawan virus corona atau penyakit lain perlu hati-hati. Ahli perlu mempertimbangkan penggunaannya di antara pasien yang juga mengonsumsi obat untuk memperpanjang QT.
Berita Terkait
-
Sekilas Mirip, Ini Bedanya Gejala Akibat Covid-19 dan Paparan Asap
-
Studi Terbaru: Pembasmi Gulma Bisa Bunuh Virus Corona dalam 10 Detik
-
Virus Corona Covid-19 Bisa Pangkas Usia Harapan Hidup hingga 9 Tahun
-
Peneliti AS: Waspada saat Gunakan Azithromycin untuk Mengobati Covid-19
-
Benarkah Pemakaian Masker Bisa Membentuk Kekebalan? Ini Kata Ahli!
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!