Suara.com - Gejala demensia alzheimer terutama pada orang tua seringkali tidak terkenali dengan baik. Hal ini lantaran, gejalanya mirip dengan kondisi lupa pada umumnya.
Ketua umum Persatuan dokter saraf Indonesia (Perdossi) dr. Dodik Tugasworo Sp.S (K) menyampaikan, alzheimer memang umum terjadi pada orang lanjut usia. Tapi gejalanya bisa terjadi sejak usia produktif.
"Demensia adalah penyakit penurunan fungsi otak secara signifikan. Meskipun di Indonesia kebanyakan dialami usia lanjut tapi saat ini usia produktif juga sudah ada tanda-tanda terkena demensia," kata Dodik dalam pembukaan webinar Festival Bulan Alzheimer Sedunia, Minggu (20/9/2020).
Kebiasaan lupa atau pikun terutama pada lansia, seringkali dianggap sesuatu yang wajar. Menurut Dodik, pemikiran itu justru bisa menimbulkan stigma buruk terhadap diagnosis dan perawatan pasien alzheimer.
Hal serupa juga disampaikan dokter spesialis saraf dr. Sri Budhi Rianawati Sp.S (K). Ia menegaskan bahwa pikun bukan hal yang normal dalam proses penuaan tubuh manusia.
"Jangan pernah mengatakan lagi 'saya lupa wajar karena sudah lansia'. Jangan ada statement itu lagi. Pikun bukan hal wajar dalam proses penuaan," kata Sri.
Ia mengatakan, prevalensi di dunia ada sekutar 59 juta orang mengalami demensia. Sri menjelaskan bahwa demensia atau penurunan fungsi otak itu terdapat beberapa jenis. Kebanyakan orang di dunia mengalami demensia alzheimer.
"Paling banyak pengidap alzheimer sekitar 60-70 persen. Jadi antara demensia dan alzheimer itu berbeda," jelasnya.
Sri menyampaikan, penelitian memperkirakan pada 2050, pengidap demensia di dunia akan melonjak hingga 131 juta orang. Di mana setiap tiga detiknya akan bertambah kasus demensia. Meski begitu, menurutnya demensia sebenarnya bisa dicegah.
Baca Juga: Stroke Bisa Picu Pikun Pada Alzheimer? Ini Kata Dokter Saraf
Deteksi dini terhadap demensia alzheimer bahkan dilakukan dari rumah dengan melakukan pemeriksaan mandiri melalui aplikasi 'EMS Sahabat Kesehatan Otak Keluarga'. Aplikasi itu dicanangkan oleh Perdossi bersama PT EISAI Indonesia dalam mengatasi permasalahan demensia di Indonesia.
"Aplikasi E-Memory Screening (EMS), dengan tata kelola informasi baik harapannya masyarakat mengerti bahwa pikun menjadi gejala dini demensia. Stigma di masyarakat Indonesia pikun wajar apalagi untuk usia tua," kata dokter spesialis saraf dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.S (K).
Ia menjelaskan, pada aplikasi itu terdapat fitus artikel yang membahas segala hal tentang demensia. Juga fitur tes screening untuk menentukan apakah seseorang telah mengalami demensia atau belum.
Pada fitur tes itu, pengguna akan diminta mengisi kolom nama dan tahun lahir. Lalu menjawab delapan pertanyaan mengenai gejala atau tanda demensia.
"Kalau skornya dua ke atas akan disarankan untuk lakukan pemeriksaan ke dokter," kata Pukovisa.
Ia menambahkan, aplikasi EMS juga akan memberikan rekomendasi dokter dan rumah sakit yang jaraknya sekitar 50 km dari pengguna. Aplikasi itu bisa diunduh pada playstore maupun appstore.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia